Majalah Farmasetika, 6 (Suppl 1) 2021, 152-161 https://doi.org/10.24198/mfarmasetika.v6i4.36706
Artikel Penelitian
Download PDF
Nia Yuniarsih*, Annisa Meilinda Sari
Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Buana Perjuangan, Karawang, Jawa Barat, Indonesia
*E-mail: nia.yuniarsih@ubpkarawang.ac.id
(Submit 19/12/2021, Revisi 20/12/2021, Diterima 30/8/2021, Terbit 31/12/2021)
Kulit wajah adalah bagian utama tubuh, yang memperlihatkan kesehatan seseorang. Kulit wajah yang terlihat kusam dapat disebabkan karena berbagai macam faktor, salah satunya, yaitu adanya penumpukkan sel kulit mati. Salah satu exfoliate cleanser dalam kategori bahan pembersih dan sebagai penghalus kulit disebut scrub. Penggunaan scrub secara teratur menjadikan kulit tampak halus karena sel kulit mati yang terangkat sehingga mengekspos sel-sel kulit baru. Ampas kelapa memiliki kandungan serat kasar 15,07% dengan adanya kandungan serat kasar maka ampas kelapa dapat dijadikan scrub yang memiliki butir kasar sehingga dapat mengangkat sel kulit mati. Mentimun merupakan salah satu tanaman yang memiliki aktivitas antioksidan karena adanya kandungan senyawa golongan Fenolik seperti Flavonoid dan Asam Fenolat. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan formulasi gel face scrub ekstrak Mentimun dengan ampas kelapa dan dilanjut dengan evaluasi stabilitas fisik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah stabilitas dipercepat yang dilakukan selama 3 bulan penyimpanan dalam tiga keadaan yakni suhu ruang (20-25⁰C), dibawah sinar matahari, dan suhu 40ºC. Hasil pengujian stabilitas fisik sediaan gel face scrub ekstrak Cucumis sativus.,L dan ampas kelapa yaitu pada pengujian organoleptik berbentuk gel, tidak berbau, dan berwarna bening putih. Hasil nilai pH dan nilai viskositas membuktikan bahwa semua hasil masuk kedalam standar yang ditentukan, dimana nilai pH kulit wajah 4,5 – 6,5 dan nilai viskositas 3.000 – 50.000 Centipoise, kemudian hasil tersebut dilanjutkan pengolahan data statistik menggunakan ANOVA Post Hoc Test. Kesimpulan yang didapat yaitu sediaan gel face scrub ekstrak Cucumis sativus.,L dan ampas kelapa stabil pada suhu ruang (20-25⁰C)), dibawah sinar matahari, dan pada suhu 40ºC
ampas kelapa, gel face scrub, Cucumis sativus L, uji stabilitas
Pada masa pandemi covid-19 ini, salah satu tempat yang dicari dan dikunjungi masyarakat adalah apotek. Di apotek tersedia perbekalan farmasi, seperti obat, alat kesehatan dan lain-lain yang sangat dibutuhkan untuk menunjang kesehatan, baik bagi masyarakat yang sudah terpapar covid-19 untuk dapat membeli obat sesuai resep dokter ataupun bagi masyarakat yang tidak terpapar untuk bisa membeli suplemen yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh.
Kulit wajah adalah bagian utama tubuh, yang memperlihatkan kesehatan seseorang(1). Kulit wajah yang sering terlihat kusam dan tidak bercahaya dapat disebabkan karena berbagai macam faktor, salah satunya yaitu dengan adanya penumpukkan sel kulit mati(2). Solusi dari masalah ini adalah dengan melakukan exfoliate.
Exfoliate merupakan suatu proses pengangkatan sel-sel kulit mati tertua yang ada dipermukaan kulit. Salah satu exfoliate cleanser dalam kategori bahan pembersih dan sebagai penghalus kulit disebut scrub(3). Scrub adalah produk kosmetik yang memiliki fungsi utama sebagai exfoliant tubuh, menghilangkan kotoran, menghaluskan permukaan kulit, membersihkan kulit, dan memperlancar peredaran darah dalam tubuh(4).
Saat ini bahan alami menjadi lebih populer dalam formulasi modern karena kekhawatiran konsumen tentang bahan sintetis. Berbagai macam olahan bahan alami telah digunakan secara tradisional selama berabad-abad yang lalu untuk perawatan kulit(5). Herbal exfoliate banyak digunakan ke kulit wajah, tangan dan anggota badan lainnya karena dianggap memiliki beberapa aktivitas seperti antimikroba, penghambatan pigmentasi, dan antioksidan(6), salah satunya adalah ampas dari buah kelapa (Cocos nucifera L.).
Buah kelapa dinyatakan memiliki banyak bioaktifitas, termasuk antimikroba, antineoplastik, analgesik, antinflamasi, antimalaria, antivirus, dan antileishmanial(7). Dalam pembuatan santan, ampas kelapa sering kali tidak dimanfaatkan sehingga menjadi limbah. Dalam penelitian Putri, 2010 ampas kelapa memiliki kandungan nutrien yang cukup, yaitu protein 5,78%; lemak 38,24% dan serat kasar 15,07%(8), dengan adanya kandungan serat kasar maka ampas kelapa dapat dijadikan scrub yang memiliki butir kasar sehingga dapat mengangkat sel kulit mati(9). Selain kelapa, sumber antioksidan juga dapat ditemukan pada Cucumis sativus L.
Cucumis sativus L. atau dalam bahasa Indonesia sering disebut Mentimun merupakan salah satu tanaman yang memiliki aktivitas antioksidan(10). Efek antioksidan pada mentimun karena adanya kandungan senyawa golongan Fenolik, seperti Flavonoid dan Asam Fenolat(11). Berdasarkan latar belakang diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk melakukan formulasi dilanjut dengan evaluasi stabilitas fisik sediaan gel face scrub ekstrak Cucumis sativus., L dan ampas kelapa.
Penelitian ini dilakukan secara eksperimental laboratorium menggunakan metode stabilitas dipercepat.
Alat yang digunakan adalah Magnetic stirer, Viskometer Brookfield NDJ-8S Viscometer, Smart Sensor pH meter AS218, dan Oven.
Bahan yang digunakan adalah ekstrak Cucumis sativus.,L, Ampas Kelapa, Carbomer, Gliserin, Sodium Lauryl Sulfate , Asam sitrat, Triethanolamine, dan Na-benzoat.
Tabel 1. Formula Sediaan Gel Face Scrub Ekstrak Cucumis sativus., L dan Ampas Kelapa
Pembuatan ekstrak Cucumis sativus L
Pembuatan ekstrak Cucumis sativus L dengan metode maserasi.
Pembuatan Gel
Masukkan aquadest kedalam beaker glass tambah gliserin dan Na-benzoat, tunggu hingga Na-benzoat larut dan masukkan ekstrak Cucumis sativus L, kemudian masukan Sodium Lauryl Sulfate dan Asam Sitrat, stirrer hingga homogen. Selanjutnya masukkan Carbomer sampai tidak ada gumpalan dan mengembang berbentuk gel. Tambahkan Triethanolamin hingga teraduk rata dan yang terakhir masukkan ampas kelapa yang telah ditimbang kedalam beaker glass.
Skrining Fitokimia
Tabel 2. Hasil Skrining Fitokimia Ekstrak Cucumis sativus., L
Uji Organoleptik
Tabel 3. Hasil Uji Organoleptik Sediaan Gel Face Scrub Ekstrak Cucumis sativus.,L dan Ampas Kelapa
Uji pH pada suhu ruang (20-25⁰C)
Pada suhu 40ºC
Dibawah Sinar Matahari
Uji Viskositas pada suhu ruang (20-25⁰C)
Pada Suhu 40ºC
Dibawah Sinar Matahari
Skrining Fitokimia
berdasarkan tabel 2 hasil skrining fitokimia ekstrak Cucumis sativus., L yang diperoleh dari PT. Phytocemindo Reksa menyatakan bahwa ekstrak Cucumis sativus., L positif mengandung Flavonoid, Alkaloid, dan Fenolik. Pada penelitian Agustin dan Gunawan, 2019 ekstrak buah mentimun positif mengandung Flavonoid, Alkaoid, Fenolik dan Steroid(10). Terdapat perbedaan hasil uji skrining fitokimia yaitu pada penelitian sebelumnya ekstrak buah Cucumis sativus., L positif mengandung Steroid sedangkan pada pengujian saat ini negatif Steroid. Hal tersebut dapat disebabkan karena beberapa faktor dan salah satunya yaitu adanya perbedaan jenis ekstrak yang digunakan. Dalam penelitian terdahulu jenis ekstrak yang digunakan yaitu ekstrak kental sedangkan ekstrak Cucumis sativus.,L yang diperoleh dari PT. Phytocemindo Reksa berupa ekstrak cair. Menurut kajian Ramen et al, 2018 dan Cruz et al, 2017 penggunaan jenis ekstrak yang berbeda dapat menghasilkan hasil yang berbeda juga(12,13).
Uji Organoleptik
Sebelum dilakukan uji stabilitas sediaan gel face scrub ekstrak Cucumis sativus.,L dan ampas kelapa memiliki bentuk gel, warna bening butir putih, dan aroma yang tidak berbau. Berdasarkan hasil pengamatan uji organoleptik sediaan dapat dilihat tidak ada perubahan bentuk, warna, dan bau dari hari ke hari selama 3 bulan. Dapat disimpulkan bahwa uji organoleptik sediaan gel face scrub ekstrak Cucumis sativus.,L dan ampas kelapa stabil pada suhu ruang (20-25⁰C)), dibawah sinar matahari, dan pada suhu 40ºC.
Uji pH
dilihat dari grafik nilai pH yang disimpan pada suhu ruang (20-25⁰C)), di bawah sinar matahari, dan pada suhu 40ºC mengalami penurunan dan kenaikan nilai pH. Perubahan nilai pH disebabkan karena waktu penyimpanan yang terlalu lama sehingga sediaan kurang stabil. Selain itu, perubahan nilai pH terjadi karena faktor lain seperti suhu, lingkungan, dan kombinasi eksipien dalam sediaan sehingga mengalami oksidasi. Ekstrak buah mentimun yang diperoleh dari PT. Phytocemindo Reksa memiliki nilai pH 4,69 maka semakin tinggi konsentarsi ekstrak buah Cucumis sativus., L nilai pH sediaan akan semakin meningkat. Terdapat perbedaan nilai pH dari setiap formula gel disebabkan karena basis karbopol dengan konsentrasi 0,5% – 1% akan menghasilkan basis dengan pH 3 yang kemudiaan jika ditambahkan dengan trietanolamin akan menghasilkan basis yang netral(14).
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa nilai pH pada suhu ruang (20-25⁰C) F1, F2, dan F3 terdapat beberapa perbedaan yang signifikan dihari-hari tertentu dengan nilai p-value yang berbeda. Pada F1 terdapat perbedaan signifikan pada hari ke 1 menuju hari ke 7 dan hari ke 30 menuju hari 60. Pada F2 terdapat perbedaan yang signifikan dari hari ke 7, 15, 30, 60, dan 90 dan pada F3 hari ke 1 menuju hari ke 7 menuju hari ke 15 berbeda signifikan dengan nilai < 0,0001.
Pada penyimpanan dibawah sinar matahari terdapat perbedaan yang signifikan pada F1 dihari ke 1 menuju ke 7 dan pada F2 terdapat perbedaan signifikan pada hari ke 0, ke 1, ke 7, dan ke 15 dengan p-value 0,0005 dan < 0,0001. Perbedaan yang signifikan juga terjadi pada F3 dihari ke 1 dan 7, lalu hari ke 15 dan 30 dengan nilai p-value < 0,0001 dan 0,0031.
Pada Penyimpanan Suhu 40⁰C terdapat perbedaan yang signifikan pada F1 di hari ke 1, 15, dan ke 30 dengan nilai p-value 0,0013, 0,0494, < 0,0001.
Uji Viskositas
Viskositas sediaan gel face scrub ekstrak Cucumis sativus., L dan ampas kelapa pada suhu ruang (20-25⁰C)), di bawah sinar matahari, dan pada suhu 40ºC mengalami peningkatan dan penurunan, namun hal ini tidak berpengaruh karena nilai yang tidak berbeda jauh dan menurut hasil statistik tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada semua sediaan yang disimpan dalam berbagai suhu yang menandakan bahwa sediaan stabil. Nilai rata-rata viskositas pada semua suhu masih masuk kedalam range viskositas gel. Menurut SNI 16-4380- 1996 nilai viskositas sediaan gel pembersih kulit yaitu 3.000- 50.000 Centipois. Menurut Pertiwi et al., 2016, Viskositas carbopol akan mengalami penurunan jika berada dalam suasana asam, sehingga berdampak pada viskositas sediaan yang menurun, maka dari itu sediaan gel face scrub ekstrak Cucumis sativus.,L dan ampas kelapa tersebut memiliki nilai viskositas yang memenuhi syarat(15).
Dapat disimpulkan bahwa sediaan gel face scrub ekstrak cucumis sativus.,L dan ampas kelapa stabil selama uji stabilitas dipercepat. Dari pengamatan uji organoleptik, uji pH , dan uji viskositas semua hasil masih sesuai dengan parameter masing-masing.
Cara mengutip artikel ini
Majalah Farmasetika, 9 (5) 2024, 518-525 https://doi.org/10.24198/mfarmasetika.v9i5.50295 Artikel Penelitian Nabilah Arrohmah1, Qurrotul Lailiyah2, Yully Anugrahayu…
Majalah Farmasetika, 9 (5) 2024, 506-517 https://doi.org/10.24198/mfarmasetika.v9i5.50293 Artikel Penelitian Vira Herawati*1, Evi Nurul Hidayati2, Sardjiman…
Majalah Farmasetika, 9 (5) 2024, 489-505 https://doi.org/10.24198/mfarmasetika.v9i5.57607 Artikel Penelitian Mahirah Mardiyah, Lubna Khairunisa, Vina Oktaviany…
Majalah Farmasetika, 9 (5) 2024, 472-488 https://doi.org/10.24198/mfarmasetika.v9i5.56360 Artikel Review Ira Dwi Fatma1, Yuni Kartika1, Raden…
Majalah Farmasetika, 9 (5) 2024, 458-471 https://doi.org/10.24198/mfarmasetika.v9i5.57440 Artikel Penelitian Sisilia Luhung * , Muh. Taufiqurrahman,…
Majalah Farmasetika, 9 (5) 2024, 443-457 https://doi.org/10.24198/mfarmasetika.v9i5.57191 Artikel Penelitian Melia Sari*1, Ahmad Faisal Nasution2, Dina…
This website uses cookies.