Formulasi Masker Gel Peel-Off Ekstrak Biji Kopi Robusta (Coffea canephora) Khas Lampung

Majalah Farmasetika, 7 (2) 2022, 153-164 https://doi.org/10.24198/mfarmasetika.v7i2.37343

Artikel Penelitian

Download PDF

Angga Saputra Yasir1, Suryaneta1, Achmad Gus Fahmi1, Iwan Syahjoko Saputra1*, Dessy Hermawan2, Rery Tri Berliyanti2

1Program Studi Rekayasa Kosmetik, Jurusan Teknologi Produksi dan Industri, Institut Teknologi Sumatera, Lampung Selatan, Indonesia

2Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Malahayati, Bandar Lampung, Indonesia

*Email: iwan.saputra@km.itera.ac.id

(Submit 23/12/2021, Revisi 19/01/2022, Diterima 18/12/2022, Terbit 03/03/2022)

Abstrak

Masker gel peel-off berhasil diformulasikan dengan memanfaatkan ekstrak biji kopi robusta (Coffea canephora) sebagai green agent. Bahan utama menggunakan polivinil alkohol, hidroksil propil metil selulosa, dan trietanolamina. Penambahan ekstrak biji kopi robusta dapat meningkatkan aktivitas antioksidan pada sediaan masker gel peel-off. Metode formulasi masker gel peel-off dilakukan melalui proses in-situ. Hasil uji fitokimia menunjukkan ekstrak biji kopi robusta mengandung senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid, saponin, dan tanin. Analisis spektrofotometer UV-vis menunjukkan kadar senyawa flavonoid sebesar 5,86 mg/g. Hasil uji pH masker gel peel-off menggunakan ekstrak kopi robusta sebesar 5,3. Masker gel peel-off tidak menyebabkan reaksi iritasi pada kulit. Sifat fisik dari masker gel peel-off terlihat berwarna coklat dengan bentuk semisolid. Hasil uji aktivitas antioksidan masker gel peel-off menunjukkan nilai IC50 sebesar 7,104 ppm. Dari data yang ada dapat disimpulkan bahwa senyawa flavonoid dalam ekstrak biji kopi robusta sangat berpengaruh terhadap aktivitas antioksidan dalam formulasi sediaan masker gel peel-off.

Kata Kunci

Antioksidan, Coffea canephora, Produk Kosmetik

Pendahuluan

Kosmetik merupakan salah satu produk yang dapat digunakan secara topikal dibagian luar badan untuk memperindah, mempercantik, membersihkan, mengharumkan, dan meningkatkan daya tarik. Beberapa tahun terakhir, penggunaan kosmetik dan perawatan kulit telah mengalami peningkatan secara signifikan. Salah satu produk kosmetik masker wajah memiliki bentuk sediaan serbuk dan pasta1. Untuk bentuk gel masih sangat jarang dijumpai di pasaran. Sediaan masker gel peel-off banyak diminati bagi wanita dan pria sebagai anti-aging pada kulit. Selain itu, masker gel peel-off tergolong dalam produk kosmetik perawatan kulit (skin care cosmetics) yang dapat digunakan sebagai pelembab dan pelembut kulit2. Struktur kulit memiliki 2 lapisan utama yaitu epidermis dan dermis. Kulit merupakan bagian yang sensitif, elastis, dan memiliki sifat bervariasi yang bergantung pada keadaan iklim.

Fungsi utama kulit melindungi bagian dalam tubuh dari pengaruh lingkungan luar seperti tekanan fisika, mekanik, kimiawi, bakteri, dan paparan sinar matahari3. Bertambahnya usia kulit akan mengalami aging (penuaan) sehingga menyebabkan kulit menjadi kusam dan kasar4. Untuk mengatasi hal tersebut, produk kosmetik anti-aging yang mengandung senyawa antioksidan dapat dijadikan sebagai perlindungan dan perawatan kulit.

Senyawa antioksidan banyak terkandung dalam tanaman seperti pada buah, daun, akar, batang, dan bunga. Penelitian sebelumnya melaporkan penggunaan senyawa aktif yang mengandung antioksidan dapat digunakan sebagai bahan tambahan dalam formulasi produk kosmetik5. Pemanfaatan ekstrak biji coklat, kamboja merah, daun katuk, Boesenbergia pandurata, minyak nilam, dan biji wali6-11 berhasil digunakan sebagai bahan tambahan alami dalam pembuatan produk kosmetik. Selain itu, ekstrak biji robusta juga dapat digunakan sebagai bahan alami dalam formulasi masker gel peel-off12. Hasil uji fitokimia ekstrak biji kopi robusta menunjukkan adanya kandungan metabolit sekunder seperti senyawa alkaloid, flavonoid, terpenoid, tanin, dan saponin13. Senyawa ini berfungsi sebagai bahan tambahan alami dalam meningkatkan aktivitas antioksidan dalam produk kosmetik. Kopi robusta (Coffea canephora) merupakan komoditas hasil utama di Provinsi Lampung. Provinsi Lampung menjadi salah satu sentra produksi kopi robusta terbesar pertama di Indonesia. Hal ini menjadikan Provinsi Lampung memiliki potensi unggulan sumber daya alam hayati yang cukup besar14. Selama ini biji kopi robusta hanya dimanfaatkan sebagai olahan minuman. Oleh karena itu, penelitian ini ingin memanfaatkan ekstrak biji kopi robusta sebagai bahan tambahan dalam pembuatan produk masker gel peel-off

Pada penelitian ini, kami melaporkan pemanfaatan ekstrak biji kopi robusta khas Lampung sebagai bahan tambahan dalam formulasi sediaan masker gel peel-off. Secara singkat, proses pembuatan masker gel peel-off yaitu dengan cara mereaksikan semua bahan utama dan ekstrak biji kopi robusta secara in-situ. Hasil produk formulasi masker gel peel-off dianalisis lebih lanjut secara organoleptik. Untuk aktivitas antioksidan produk masker gel peel-off diuji menggunakan metode DPPH untuk mengetahui nilai IC50. Tujuan penelitian ini yaitu ingin mengetahui tingkat keberhasilan masker gel peel-off dan aktivitas antioksidan yang diformulasikan dengan bahan alami ekstrak biji kopi robusta. Penambahan ekstrak biji kopi robusta diharapkan dapat meningkatkan aktivitas antioksidan dalam produk masker gel peel-off.

Metode

Alat

Alat yang digunakan adalah Rotary Vacuum Evaporator, pH meter (Hanna), Viskometer Brookfield (DV-1 Prime), Grinder (QJH-Z200), Magnetic Stirrer Hotplate (IKA), Timbangan Analitik (GR-120), Spektrofotometer UV-Vis (Shimadzu 1600).

Bahan

Bahan yang digunakan adalah Polivinil Alkohol kemurnian 97% (Sigma-Aldrich: Missouri, United States), Hidroksi Propil Metil Selulosa 98%, Propil Paraben 99%, Trietanolamina 97%, Gliserin 98%, Etanol 96%, DPPH (Merck: Darmstad Germany), Vitamin C, dan Akubides dibeli dari PT Slara Niaga Prima (Lampung). Sampel Biji Kopi Robusta berbentuk serbuk halus berukuran 100 diambil dari Daerah Sumber Jaya, Lampung Barat.

Prosedur Rinci

Preparasi Sampel Ekstrak Biji Kopi Robusta

Sampel tanaman kopi robusta dilakukan Uji Determinasi di Laboratorium Kimia Analitik dan Instrumentasi, FMIPA, Universitas Lampung. Sebanyak 1 kg biji kopi robusta (Fresh) dikeringkan selama 3 minggu. Biji kopi yang kering dipisahkan dari kulitnya. Kemudian, biji kopi robusta yang kering dihaluskan menjadi serbuk simplisia. Serbuk biji kopi robusta dimaserasi dengan 2 L etanol (96%) selama 24 jam. Filtrat dipisahkan dengan kertas saring Whatman No.1. Ekstrak biji kopi robusta dipekatkan menggunakan Rotary Vacuum Evaporator pada suhu 60 oC15. Perhitungan % rendemen ekstrak biji kopi robusta:

% Total Rendemen  =(massa esktrak akhir)/(1 mL) x (volume total ekstrak)/(massa serbuk awal)  x 100%

Fraksi ekstrak etanol kopi robusta dilakukan uji fitokimia untuk mengetahui kandungan senyawa metabolit sekunder yang terkandung dalam ekstrak biji kopi robusta.

a.   Uji Identifikasi Alkaloid

Sebanyak 0,5 ml sampel ditambahkan 5 ml akuabides, 3 ml HCl dan 3 tetes pereaksi Wagner. Adanya kandungan alkaloid ditandai dengan terbentuknya warna merah kecoklatan.

b.       Uji Identifikasi Flavonoid

Sebanyak 2 ml sampel ditambahkan 0,75 metanol 50% lalu dipanaskan dengan penangas air. Tambahkan serbuk Mg dan 3 tetes HCl pekat, warna merah menunjukkan adanya flavonoid.

c.        Uji Identifikasi Tanin

Sebanyak 0,5 ml sampel ditambahkan 1 ml akuabides dan 1-2 tetes larutan FeCl3. Adanya kandungan tanin ditandai dengan terbentuknya warna biru-kehitaman.

d.        Uji Identifikasi Saponin

Sebanyak 1 ml sampel ditambahkan dengan 5 ml akuabides, lalu dipanaskan dengan penangas air. Adanya kandungan saponin ditandai dengan terbentuknya pasta dan gelembung kecil.

Uji Aktivitas Antioksidan Fraksi Ekstrak Etanol Biji Kopi Robusta

Sebanyak 1 mL sampel ekstrak biji kopi robusta ditambahkan dengan 4 mL larutan DPPH. Kemudian diukur nilai absorbansinya menggunakan Spektrofotometer UV-Vis pada rentang panjang gelombang 400-600 nm. Hasil persamaan regresi linier dari masing-masing sampel digunakan untuk menentukan nilai IC5016.

Hasil

Gambar 1. Proses preparasi ekstrak biji kopi robusta (a) pengeringan, (b) serbuk simplisia, (c) maserasi, dan (d) filtrat pekat.

Tabel 1. Hasil uji fitokimia ekstrak biji kopi robusta

Formulasi Masker Gel Peel-Off

Sebanyak 12 g polivinil alkohol dicampurkan dengan 50 mL akuabides. Campuran diaduk sampai homogen pada suhu 80 oC selama 30 menit (campuran A). Sebanyak 2 g hidroksi propil metil selulosa dilarutkan kedalam 20 mL akuabides dan diaduk sampai homogen (campuran B). Campuran A dan B direaksikan dan diaduk sampai homogen dengan kecepatan 500 rpm selama 30 menit pada suhu ruang (campuran C). Sebanyak 2 g trietanolamina, 0,2 g propil paraben, 6 mL gliserin, dan 2 g ekstrak biji kopi robusta (dalam 50 mL fraksi air) ditambahkan kedalam campuran C. Kemudian, seluruh campuran diaduk selama 60 menit dengan kecepatan 300 rpm pada suhu ruang.

Masker gel peel-off yang terbentuk dianalisis lebih lanjut utnuk mengetahui mutu fisik sediaan masker gel. Dilakukan perlakuan yang sama untuk formulasi masker gel peel-off tanpa pemberian ekstrak biji kopi robusta17.

Analisis Mutu Fisik Formulasi Masker Gel Peel-Off

Uji Organoleptis, Homogenitas, dan pH

Pengamatan secara visual dari warna, bau, dan bentuk masker gel peel-off biji kopi robusta. Untuk uji homogenitas masker gel peel-off, sebanyak 0,1  g  sediaan dioleskan pada  kaca  transparan, kemudian diamati apakah terdapat bagian yang tidak tercampurkan dengan baik. Uji pH pada sediaan disesuaikan dengan pH pada kulit yaitu sekitar 4,5-6,518.

Uji Daya Sebar dan Daya Lekat

Uji daya sebar, sebanyak 500 mg sediaan diletakkan  pada plat kaca transparan berukuran 20 x 20 cm. Selanjutnya ditutupi dengan kaca yang lain dan tambah beban seberat 125 g, kemudian diukur diameternya setelah 1 menit. Kisaran daya sebar yaitu 5-7 cm. Uji daya lekat, sebanyak 200 mg diletakkan di atas object glass kemudian ditutup dengan object glass yang lain dan ditekan dengan beban 1 kg selama 5 menit, kemudian beban diambil setelah itu kedua object glass ditarik dengan beban 80 g dan dicatat waktu sampai keduanya bisa terlepas. Daya lekat yang baik adalah lebih dari 1 detik19.

Uji Waktu Kecepatan Mengering dan Uji Iritasi

Uji waktu kecepatan mengering, 1 gram masker gel peel-off dioleskan di kulit lengan dengan panjang 7 cm dan lebar 7 cm. Kemudian dihitung kecepatan mengering masker gel peel-off hingga membentuk lapisan film dari masker gel peel-off dengan menggunakan stopwatch. Persyaratan untuk waktu sediaan mengering yaitu selama 15-30 menit. Untuk uji iritasi, percobaan dilakukan pada 12 orang sukarelawan. Sebanyak 500 mg sediaan dioleskan pada belakang telinga dengan diameter 3 cm dan dibiarkan selama 24 jam, kemudian lihat perubahan yang terjadi berupa kemerahan, gatal, dan pembengkakan pada kulit20. Surat keputusan ethical clearence: No.1646/EC/KEP-UNMAL/III/2021.

Uji Aktivitas Antioksidan Masker Gel Peel-Off

Uji aktifitas antioksidan sediaan masker gel peel-off menggunakan metode DPPH. Sampel masing-masing masker gel peel-off dengan dan tanpa ekstrak kopi robusta serta larutan vitamin C dengan berbagai variasi konsentrasi direaksikan dengan 4 mL larutan DPPH. Seluruh larutan diukur nilai absorbansinya menggunakan Spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang antara 400-600 nm.

Hasil persamaan regresi linier dari masing-masing sampel digunakan untuk menentukan nilai IC5016.

Gambar 2. Masker gel peel-off (a) tanpa ekstrak, (b) menggunakan ekstrak biji kopi robusta, (c-d) homogenitas warna gel pada plat kaca.

Tabel 2. Data absorbansi dan % inhibisi vitamin C (n= 5)

Tabel 3. Data absorbansi dan % inhibisi masker gel peel-off dengan ekstrak (n=5)

Tabel 4. Data absorbansi dan % inhibisi masker gel peel-off tanpa ekstrak (n=5)

Pembahasan

Masker gel peel-off berhasil diformulasikan dengan memanfaatkan ekstrak fraksi air biji kopi robusta (Coffea canephora). Proses pengeringan biji kopi robusta berfungsi untuk mengurangi kadar air sehingga memudahkan proses ekstraksi. Selain itu, kadar air yang rendah dapat mencegah tumbuhnya bakteri dan jamur pada biji kopi robusta. Hasil penghalusan berfungsi untuk menghasilkan serbuk simplisia pada biji kopi robusta. Serbuk halus biji kopi robusta juga mempermudah proses penarikan komponen metabolit sekunder yang terkandung dalam biji kopi saat proses maserasi berlangsung. Maserasi merupakan cara sederhana yang dapat dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam pelarut. Pelarut akan menembus dinding sel dan masuk kedalam rongga sel yang mengandung zat-zat aktif sehingga zat aktif akan larut21. Gambar 1 merupakan proses preparasi ekstrak biji kopi robusta.

Perhitungan rendemen hasil maserasi ekstrak biji kopi robusta sebesar 9,2% (b/b). Uji skrining fitokimia digunakan untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder yang terkandung dalam ekstrak biji kopi robusta. Tabel 1 menunjukkan hasil uji fitokimia ekstrak biji kopi robusta pada fraksi etanol. Komponen senyawa yang terkandung dalam ekstrak biji kopi robusta yaitu senyawa flavonoid, alkaloid, saponin, dan tanin dengan kadar masing-masing sebesar 5,86; 2,3; 1,2; dan 43,9 mg/g. Adanya senyawa flavonoid diprediksikan dapat meningkatkan aktivitas antioksidan pada formulasi masker gel peel-off. Hal ini dikarenakan senyawa flavonoid merupakan turunan senyawa fenolik yang sifatnya sebagai akseptor yang baik terhadap radikal bebas22.

Proses formulasi sediaan masker gel peel-off dipreparasi secara proses in-situ yaitu reaksi pencampuran semua bahan utama dengan bahan tambahan ekstrak biji kopi robusta secara satu tahap. Penggunaan bahan seperti polivinil alkohol, hidroksi propil metil selulosa, propil paraben, trietanolamina, dan gliserin secara berturut-turut berfungsi untuk membentuk basis gel (gelling agent), pengawet, sumber alkali, dan pelembut. Sedangkan, penambahan ekstrak biji kopi robusta berfungsi sebagai zat aktif antioksidan dalam sediaan masker gel peel-off. Secara organoleptis, formulasi sediaan masker gel peel-off yang dibuat tanpa zat aktif ekstrak biji kopi robusta menghasilkan bentuk semisolid, transparan, dan tidak berbau.

Sedangkan masker gel peel-off dengan ekstrak memperlihatkan bentuk semisolid, berwarna kecoklatan, dan berbau khas kopi seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2 (a-b). Masker gel peel-off tanpa dan dengan ekstrak biji kopi robusta memiliki homogenitas yang baik ditandai dengan warna yang merata pada plat kaca seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2 (c-d). Pengamatan homogenitas bertujuaan untuk melihat penyebaran zat aktif dalam sediaan masker gel peel-off. Dari hasil uji homogenitas mengindikasikan bahwa tidak ada partikel padat yang menggumpal dalam masker gel peel-off.

Pengukuran nilai pH berfungsi untuk mengetahui tingkat asam dan basa pada sediaan masker gel peel-off. Bila pH sediaan terlalu asam dapat menyebabkan iritasi kulit dan bila pH terlalu basa dapat menyebabkan kulit menjadi kering bersisik sehingga mengurangi nilai estetika pada kulit. Nilai pH sesuai dengan standar berkisar antara 4,5-6,5 yang menyesuaikan pH pada kulit23. Setelah dilakukan pengukuran didapatkan nilai pH masing-masing sediaan masker gel peel-off tanpa dan dengan ekstrak sebesar 5,5 dan 5,3. Nilai pH yang didapatkan sesuai dengan standar SNI.

Uji daya sebar sediaan dilakukan untuk mengetahui besarnya gaya yang diperlukan gel untuk menyebar pada kulit. Daya sebar sediaan semisolid yang baik pada penggunaan topikal berkisar pada diameter 5-7 cm. Semakin besar nilai daya sebar yang diberikan, maka kemampuan zat aktif untuk  menyebar dan kontak dengan kulit semakin luas sehingga dapat memberikan efek yang lebih maksimal. Dari hasil uji, diameter penyebaran masker gel peel-off  berkisar 6-6,5 cm dengan daya lekat > 1 detik.

Pengujian waktu kecepatan mengering berfungsi untuk melihat masker gel peel-off dapat mengering setelah diaplikasikan pada kulit setelah beberapa waktu dan dapat terangkat sempurna dari kulit. Hal ini dapat mempengaruhi kenyamanan pengguna. Semakin lama waktu pengeringan maka akan semakin mengurangi kenyamanan. Persyaratan waktu sediaan mengering yaitu selama 15-30 menit24. Dari pengamatan yang dilakukan masker gel peel-off kopi robusta memiliki rentang waktu pengeringan 20 menit. Prinsip dari masker gel peel-off berdasarkan kemampuan untuk membentuk lapisan film yang mudah dikelupas saat diaplikasikan pada kulit. Polivinil alkohol pada masker berperan memberikan efek peel-off karena memiliki sifat adhesive (melekat) sehingga dapat membentuk lapisan film yang mudah dikelupas setelah kering25-26.

Uji iritasi sediaan masker gel peel-off dilakukan pada 12 orang sukarelawan, sediaan yang dioleskan pada belakang telinga sukarelawan selama 24 jam. Hal ini dikarenakan pada area belakang telinga merupakan daerah yang sensitif sehingga mudah diamati apabila ada iritasi. Hasil menunjukkan bahwa semua sukarelawan memberikan hasil negatif terhadap parameter reaksi iritasi. Parameter yang diamati yaitu adanya kulit merah, gatal-gatal, ataupun adanya pembengkakan. Hal ini dapat disebabkan karena pH sediaan yang telah memenuhi persyaratan pH fisiologi kulit yaitu 4,5-6,5. Dari hasil uji iritasi yang sesuai dengan surat keputusan ethical clearence: No.1646/EC/KEP-UNMAL/III/2021 menyatakan bahwa sediaan masker gel peel-off yang dipreparasi dengan zat aktif ekstrak biji kopi robusta aman untuk digunakan.

Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode penangkapan radikal bebas DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil). Metode DPPH dipilih karena paling banyak digunakan secara in-vitro, selain itu metode ini dikenal sebagai metode pengukuran aktivitas antioksidan yang sensitif, dan tidak membutuhkan banyak reagen27. DPPH merupakan molekul yang mengandung senyawa radikal bebas nitrogen yang tidak stabil yang dapat distabilkan dengan adanya donor satu atom H. Warna pada larutan DPPH berubah dari warna violet menjadi kuning karena direduksi oleh antioksidan yang terdapat dalam sampel sehingga menyebabkan elektron menjadi berpasangan28. Antioksidan menggunakan IC50 (Inhibitory Concentration) sebagai parameter untuk menentukan konsentrasi senyawa antioksidan yang mampu menghambat 50% oksidasi. IC50 merupakan konsentrasi sampel yang dapat mereduksi aktivitas DPPH sebesar 50%. Semakin kecil nilai IC50, maka semakin tinggi aktivitas antioksidan. IC50, dihitung dengan menggunakan persamaan regresi linier dari konsentrasi sebagai sumbu x dan persen inhibisi sebagai sumbu y29. Aktivitas antioksidan masker gel peel-off dapat dibandingkan dengan nilai IC50 pada standar vitamin C. Vitamin C dapat digunakan sebagai standar karena berfungsi sebagai antioksidan sekunder yaitu menangkap radikal bebas. Hal ini karena vitamin C mempunyai gugus hidroksi bebas yang bertindak sebagai penangkal radikal bebas dan mempunyai gugus polihidroksi yang dapat meningkatkan aktivitas antioksidan30. Dari beberapa penelitian sebelumnya melaporkan bahwa ekstrak tanaman, seperti dari daun, buah, dan akar memiliki potensi sebagai zat aktif yang dapat dimanfaatkan sebagai sediaan kosmetik31-32.

Hasil pengukuran absorbansi vitamin C terhadap DPPH pada panjang gelombang 515 nm pada berbagai konsentrasi ditunjukkan pada Tabel 2. Nilai IC50 vitamin C sebesar 6,921 ppm menunjukkan bahwa vitamin C memiliki aktivitas antioksidan dengan kategori sangat kuat karena IC50 kurang dari 50 ppm33. Formula masker gel peel-off yang mengandung ektrak kopi robusta memiliki nilai IC50 sebesar 7,104 ppm seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3. Hal ini menunjukkan bahwa sediaan masker gel peel-off ekstrak kopi robusta memiliki aktivitas antioksidan sangat kuat dibandingkan dengan nilai IC50 pada masker gel peel-off yang tanpa ekstrak sebesar 10,682 seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4. Berdasarkan hasil penelitian, biji kopi robusta yang diambil dari daerah Lampung memiliki potensi baru dalam pengembangan formulasi masker gel peel-off. Selain itu, pemanfaatan ekstrak biji kopi robusta yang memiliki aktivitas antioksidan dapat digunakan sebagai bahan aktif dalam pembuatan berbagai produk kosmetik lainnya dimasa mendatang.

Kesimpulan

Masker gel peel-off berhasil diformulasikan dengan bahan alami ekstrak kopi robusta (Coffeacanephora). Ekstrak kopi robusta fraksi etanol memiliki berat rendemen sebesar 9,2% (b/b). Hasil skrining fitokimia menunjukkan ekstrak kopi robusta fraksi etanol positif (+) mengandung senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid, saponin, dan tanin. Masker gel peel-off  memiliki bentuk sediaan semisolid dengan nilai pH sebesar 5,3 yang sesuai SNI dan tidak memperlihatkan iritasi kulit pada 12 sukarelawan selama 24 jam. Uji daya sebar sediaan masker gel peel-off  berkisar 6-6,5 cm dengan daya lekat > 1 detik dan rentang waktu pengeringan 20 menit. Aktivitas antioksidan pada sediaan masker gel peel-off tanpa dan dengan ekstrak biji kopi robusta terhadap inhibisi senyawa DPPH memiliki nilai IC50 berturut-turut sebesar 10,682 dan 7,104 ppm. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak biji kopi robusta dapat dimanfaatkan sebagai zat aktif untuk meningkatkan aktivitas antioksidan pada sediaan masker gel peel-off.

Daftar Pustaka

  1. Ava Z, Andi SSA, Nurul M. Formulasi masker gel peel-off ekstrak bekatul padi beras merah (Oryza nivara). Pharmaceutical Journal of Islamic Pharmacy. 2020; 4 (1): 1-11.
  2. Maria ETB, Anis YC. Peran pelembab dalam mengatasi kondisi kulit kering. Majalah Farmasetika. 2021; 6 (1): 56-69.
  3. Yenni PT, Anti MR. Formulasi dan evaluasi fisik masker wajah gel peel-off ekstrak kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus). Majalah Farmasetika. 2019; 4 (1): 157-166.
  4. Jayronia S. Design and development of peel-off mask gel formulation of tretinoin for acne vulgaris. World Journal Of Pharmacy And Pharmaceutic al Sciences. 2016; 5: 928-929.
  5. Armadany FI, Hasnawati, Sirait M. Formulasi sediaan masker gel peel off antioksidan dari ekstrak sari tomat (Solanum lycopersium L. var. cucurbita). Pharmauho. 2015; 1 (2): 29-32.
  6. Aprillia K, Effionora A, Joshita D. Potensi ekstrak biji coklat (Theobroma cacao Linn) sebagai inhibitor tirosinase untuk produk pencerah kulit. Jurnal Kefarmasian Indonesia. 2018; 8 (1): 34-43.
  7. Fulka N, Joshita D, Berna E. Identifikasi kandungan saponin dalam ekstrak kamboja merah (Plumeria rubra L.) dan daya surfaktan dalam sediaan kosmetik. Jurnal Kefarmasian Indonesia. 2018; 8 (2): 85-93.
  8. Febia AL, Wahida H, Nisa IH. Optimasi formula krim ekstrak daun katuk (Sauropus Androgynus) variasi konsentrasi asam stearat, trietanolamin, dan gliserin. Jurnal Kefarmasian Indonesia. 2020; 10 (2): 110-119.
  9. Anita KH, Niken D, Richa Y. Optimasi formula pasta gigi kombinasi ekstrak boesenbergia pandurata dan cymbopogon nardus dengan bahan pengikat CMC-Na dan carbomer. Jurnal Kefarmasian Indonesia. 2021; 11 (1): 25-33.
  10. Yuni A, Faakhrun N, Ofa SB. Karakteristik fisik dan aktivitas antibakteri sabun   cair minyak nilam (Pogostemon cablin Benth.) yang berbasis surfaktan sodium   lauril eter sulfat. Jurnal Kefarmasian Indonesia. 2020; 10 (1): 1-10.
  11. Almira A, Candra DH, Windah AS, Handa M. Efektivitas formula krim tabir surya   berbahan aktif ekstrak etanol biji wali (Brucea javanica L. Merr). Jurnal   Kefarmasian Indonesia. 2020; 10 (1): 50-58.
  12. Asri W, Erni R, Ella N, Pipih A. Formulasi ekstrak dan biji kopi robusta dalam   sediaan masker gel peel-off untuk meningkatkan kelembaban dan kehalusan   kulit. Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi. 2019; 9 (2): 77-85.
  13. Farah AQN, Tintrim R, Ari H. Analisis skrining fitokimia dan aktivitas antioksidan   ekstrakk biji sangrai kopi robusta (Coffea canephora) dari tanaman hasil   pemupukan organik dan anorganik. Jurnal Ilmiah Sains Alami (Known Nature).   2021; 3 (2): 31-39.
  14. Rizki A, Damar W, Fidela DA, Arifia ZA. Penurunan kadar kafein pada biji kopi   robusta menggunakan fermentasi dengan bakteri asam laktat leuconostoc   mesenteroides (B-155) dan lactobacillus plantarum (B-76). Jurnal Dinamika   Penelitian Industri. 2020; 31 (2): 163-169.
  15. Dian A, Siti S, Iwan SS, Sudirman, Byosinthesis and characterization of gold   nanoparticles and their interaction study with metformin. Jurnal Sains Materi   Indonesia. 2020; 21 (2): 56-61.
  16. Sharma P, Dubey RS, Jha AB, Pessarakli M. Reactive oxygen spesies, oxidative   damage and antioxidantive defense mechanism in plants under stressful   conditions. Journal of Botany. 2012; 1-26.
  17. Yuniarsih N, Sari AM. Formulasi dan evaluasi stabilitas fisik sediaan gel face   scrub ekstrak Cucumis sativus L. dan ampas kelapa. Majalah Farmasetika.   2021; 6 (1): 152-161.
  18. Rahmawati DA, Setiawan I. The formulation and physical stability test of gel fruit   strawberry extract (Fragaria x ananassa D.). Journal of Nutraceuticals and   Herbal Medicine. 2019; 2 (1): 38-46.
  19. Mutmainah, Kusmita L, Puspitaningrum I. Pengaruh perbedaan konsentrasi   ekstrak etanol kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap   karakteristik fisik sediaan gel. Majalah Farmasetika. 2008; 6 (3): 98-104.
  20. Wulandari A, Rustiani E, Noorlaela E, Agustina P. Formulasi ekstrak dan biji kopi   robusta dalam sediaan masker gel peel-off untuk meningkatkan kelembaban dan   kehalusan kulit. Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi. 2019; 9 (2): 77-85.
  21. Utami NF, Nhestricia N, Maryanti S. Uji aktivitas antioksidan dari biji kopi robusta   (Coffea canephora L.) berdasarkan ekologi dataran tinggi Pulau Jawa.   Fitofarmakan Jurnal Ilmiah Farmasi. 2018; 8 (1): 67-72.Sudarmanto I, Suhartati T. Aktivitas antioksidan senyawa flavonoid pada kulit   akar tanaman ara (Ficus racemosa L.). Jurnal Kesehatan. 2015; 6 (2): 137-141.
  22. Wigati EI, Pratiwi E, Nissa TF, Utami NF. Uji karakterisrik fitokimia dan aktivitas   antioksidan biji kopi robusta (Cofeea canophera Pierre) dari Bogor, Bandung dan   Garut dengan metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl). Fitofarmaka Jurnal   Ilmiah Farmasi. 2018; 8 (1): 59-66.
  23. Winarsih H, Yuniati A, Purwanto A. Deteksi aging pada perempuan berdasarkan   status antioksidan. MBK. 2013; 45.
  24. Shai A, Maibach HI, Baran R. Handbook of cosmetic skin care (Series in   Cosmetic and Laser Therapy) 2nd Edition. London: Informa Healthcare. 2009.
  25. Sharma P, Dubey RS, Jha AB, Pessarakli M. Reactive oxygen spesies, oxidative   damage and antioxidantive defense mechanism in plants under stressful   conditions. Journal of Botany. 2012; 1-26.
  26. Dewi NWOAC, Puspawati NM, Swantara IMD, Asih IARA, Rita WS. Aktivitas   antioksidan senyawa flavonoid ekstrak etanol biji terong belanda (Solanum   betaceum syn.) dalam menghambat reaksi peroksidasi lemak pada plasma   darah tikus wistar. Cakra Kimia. 2014; 2 (1): 7-16.
  27. Simma J. A practical guide to beauty theraphy 3rd edition. London: Nelson   Tornes Ltd. 2003; 2.
  28. Hartanto H. Identifikasi potensi antioksidan minuman cokelat dari kakao lindak   (Theobroma Cacao L.) dengan berbagai cara preparasi: metode dadikal bebas   1,1 Diphenyl-2-Picrylhydrazil (DPPH). Universitas Katolik Widya Mandala.   Surabaya. 2012.
  29. Ionita P. DPPH stable free radical a good scavenger for oxygen active species.   Chemical Paper, 2005; 11-16.
  30. Iwan SS, Nanda DS, Yoki Y, Yogi NP. Synthesis of CdS nanocrystalline using   Parkia speciosa Hassk seed extract: optic, structure, and morphology. Prosiding   Seminar Nasional Sains. 2020; 1 (1)
  31. Iwan SS, Anjar HS, Nur ADR, Sudirman, Yogi NP. Eco-friendly synthesis of gold   nanoparticles through Gracilaria sp seaweed extract for foam height stability in   liquid hand soap formulations. The Journal of Pure and Applied Chemistry   Research. 2021; 10 (3).
  32. Andayani R, Lisawati Y, Maimunah. Penentuan aktivitas antioksidan, kadar   fenolat total dan likopen pada buah tomat (Solanum Lycopersicum L.). Jurnal   Sains dan Teknologi Farmasi. 2008; 3 (1).

ALAT ARTIKEL

metadata pengindeksan
Bagaimana mengutip item
Email Artikel ini

Kirim email ke penulis

About Majalah Farmasetika

Majalah Farmasetika (ISSN : 2686-2506) di situs ini adalah Majalah Farmasetika Edisi Jurnal Ilmiah yang merupakan jurnal farmasi di Indonesia SINTA 3 berbentuk artikel penelitian, artikel review, laporan kasus, komentar, dan komunikasi penelitian singkat di bidang farmasetika. Edisi jurnal ilmiah ini dibuat untuk kepentingan informasi, edukasi dan penelitian kefarmasian.

Check Also

Analisis Kapabilitas Proses Produksi Sediaan Larutan Tetes Oral Menggunakan  Program Statistik Minitab

Majalah Farmasetika, 7 (4) 2022, 325-406 https://doi.org/10.24198/mfarmasetika.v7i5.39510 Artikel Penelitian Download PDF Nurhayati*1, Aliya NurHasanah,2 1Program …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *