Vol. 4, No. 3

Konsep Flokulasi dan Deflokulasi dalam Sediaan Farmasi

Majalah Farmasetika, 4 (3) 2019, 87-91 DOI: https://doi.org/10.24198/farmasetika.v4i3.22860

Download PDF

Lina Ratnasari
Program Studi Sarjana Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran,

email: linaratnasarimemed@gmail.com

(Submit 30/7/2019, Revisi 6/8/2019, Diterima 9/8/2019)

Abstrak

Sediaan larutan merupakan salah satu solusi untuk pengobatan pada kondisi pasien tertentu dan penggunaan pada pasien anak dimana kondisi pasien yang tidak bisa menelan obat dalam bentuk padat seperti tablet, kapsul dan pil. Sediaan cair itu bermacam-macam seperti syrup, eliksir, emulsi dan suspensi dan lain sebagainya. Flokulasi dan deflokulasi adalah peristiwa memisahnya (mengendapnya fase terdisper) antara fase terdisper dan fase pendisper terjadi dalam rentang waktu yang berbeda.  Demi menjaga kestabilan sediaan suspensi, sebaiknya sediaan suspensi disimpan pada suhu ruangan atau tempat yang kering dan tidak terkena sinar matahari. Dan hal penting dalam penggunaan sediaan suspensi adalah mengocoknya terlebih dahulu sebelum digunakan.

Kata kunci : flokulasi, deflokulasi, sediaan farmasi

Pendahuluan

Sediaan larutan merupakan salah satu solusi untuk pengobatan pada  kondisi pasien tertentu dan penggunaan pada pasien anak dimana kondisi pasien yang  tidak bisa menelan obat dalam bentuk padat seperti tablet, kapsul dan pil. Sediaan cair  itu bermacam-macam seperti syrup, eliksir, emulsi dan suspensi dan lain sebagainya.

Dalam sediaan suspensi mungkin sudah tidak asing lagi dengan istilah flokulasi dan  deflokulasi.

Sistem flokulasi dan deflokulasi

Flokulasi dan deflokulasi adalah peristiwa memisahnya (mengendapnya fase terdisper)  antara fase terdisper dan fase pendisper terjadi dalam rentang waktu yang berbeda.

Dimana pada flokulasi terpisahnya dua fase tersebut lebih cepat dibandingkan dengan  deflokulasi. Namun, endapan dari flokulasi dapat didispersikan kembali sedangkan  endapan deflokulasi tidak karena telah terbentuk caking, hal ini disebabkan oleh ukuran  partikel pada suspensi yang terdeflokulasi sangat kecil, hingga membentuk ikatan antar  partikel yang erat dan padat.

Kecenderungan partikel untuk terflokulasi tergantung pada kekuatan tarikan dan  penolakan diantara partikel. Bila penolakan cukup kuat, partikel-partikel tetap terdipersi  dan bila tidak, maka akan terjadi koagulasi. Misalnya : suspensi partikel-partikel tanah  liat bila ditambah NaCl dalam jumlah yang semakin besar maka kekuatan penolakan  semakin berkurang dan akhirnya kekuatan penolakan tersebut tidak bisa lagi melawan  kekuatan tarikan London ( Van Der Waals ) sehingga system terflokulasi.

Kecepatan sedimentasi dan flokulasi suspensi dipengaruhi oleh : Ukuran partikel,  Interaksi partikel, BJ partikel dan medium, Kekentalan fase kontinyu

Pemflokulasi

Setelah serbuk dibasahi dan didispersi dengan baik, maka selanjutnya diarahkan dengan  berbagai cara agar menghasilkan flokulasi yang terkontrol, sehingga mencegah  pembentukan endapan padat yang sukar didispersi kembali.

Bahan yang dapat digunakan untuk menghasilkan flokulasi dalam suspensi seperti  elektrolit,surfaktan dan polimer.Elektrolit

Elektrolit bekerja sebagai zat yang memflokulasi dengan cara mengurangi tahanan  elektrik antara partikel tersebut sehingga terjadi suatu pengurangan zeta potensial dan  pembentukan suatu jembantan antara partikel-partikel yang berdekatan. Jembatan antar  partikel ini menyebabkan ikatan antar partikel tersebut merupakan suatu struktur yang  longgar. Elektrolit yang dapat digunakan antara lain adalah, KCl,NaCl.

Surfaktan

Surfaktan telah digunakan untuk menghasilkan flokulasi dari partikel yang tersuspensi,  baik dari jenis nonionik maupun ionik. Surfaktan ionik menyebabkan flokulasi melalui  netralisassi muatan partikel.Struktur yang panjang dari surfaktan nonionik dapat  diadropsi oleh lebih dari satu partikel, sehingga terbentuk struktur flokulat yang longgar.

Polimer

Polimer merupakan suatu senyawa berantai panjang dengan bobot molekul yang tinggi  dan mengandung gugus-gugus aktif di sepanjang rantainya.Zat ini bekerja sebagai zat  pemflokulasi karena sebagian rantainya diadsobsi pada permukaan partikel, dengan  bagian yang tersisa mengarah ke medium dispersi dan menjadi jembatan perlekatan  dengan partikel lainnya, yang pada akhirnya terbentuk flokulasi.

Beberapa polimer merupakan polielektrolit yang dapat terionisasi dalam medium  air.Kemampuan ionisasi tergantung pada pH dan kekuatan ion dari medium dipersi.  Polimer ini dapat bekerja membentuk medan elektrostatik dan memberi efek sterik  sebagai koloid pelindung yang mencegah partikel bergabung dengan kuat. Sifat seperti  ini ditunjukkan oleh polimer linear misalnya Na CMC, dan dapat menjadi agen  pemflokulasi.

Sistem Deflokulasi

Dalam sistem deflokulasi, partikel mengendap sindiri-sendiri secara perlahan  tergantung pada jaraknya dari dasar dan perbedaan ukurannya. Partikel akan menyusun  dirinya dan mengisi ruang-ruang kosong saat mengendap dan akhirnya membentuk  sedimen tertutup dan terjadi aggregasi, selanjutnya membentuk cake yang keras dan  sulit terdispersi kembali karena telah terbentuk jembatan kristal yang merupakan lapisan  film yang liat pada permukaan sedimen.Suspensi deflokulasi tekanannya lebih besar  pada dasar wadah, volume sedimentasi yang terbentuk kecil dan supernatan tampak  keruh sehingga terlihat bahwa suspensi lebih stabil. Pengendapan jenis ini tidak disukai  karena akan kesulitan dalam meredispersi sediaan walaupun sudah dilakukan  pengocokan.

Pembentukan sedimentasi Flokulasi

Sediaan obat yang partikel terdispersinya membentuk agregat (Gumpalan / Kumpulan)  sehingga proses sedimentasinya (pengendapannya) terjadi lebih cepat.

Sediaan obat suspensi flokulasi dapat dikendalikan dengan : Kombinasi ukuran  partikel, Penggunaan Elektrolit untuk pengontrolan, Penambahan Polimer yang akan  mempengaruhi hubungan / Struktur partikel dalam suspensi, berdasarkan Sifat.

Partikel sistem flokulasi berbentuk agregat yang dapat mempercepat terjadinya  sedimentasi. Hal ini disebabkan karena setiap unit partikel dibentuk oleh kelompok  partikel sehingga ukurang agregat relatif besar. Cairan supernatan pada sistem  deflokulasi cepat sekali bening yang disebabkan flokul-flokul yang terbentuk cepat sekali  mengendap dengan ukuran yang bermacam-macam.

Polimer

Polimer merupakan suatu senyawa berantai panjang dengan bobot molekul yang tinggi  dan mengandung gugus-gugus aktif di sepanjang rantainya.Zat ini bekerja sebagai zat  pemflokulasi karena sebagian rantainya diadsobsi pada permukaan partikel, dengan  bagian yang tersisa mengarah ke medium dispersi dan menjadi jembatan perlekatan  dengan partikel lainnya, yang pada akhirnya terbentuk flokulasi.

Beberapa polimer merupakan polielektrolit yang dapat terionisasi dalam medium  air.Kemampuan ionisasi tergantung pada pH dan kekuatan ion dari medium dipersi.  Polimer ini dapat bekerja membentuk medan elektrostatik dan memberi efek sterik  sebagai koloid pelindung yang mencegah partikel bergabung dengan kuat. Sifat seperti  ini ditunjukkan oleh polimer linear misalnya Na CMC, dan dapat menjadi agen  pemflokulasi.

Sistem Deflokulasi

Dalam sistem deflokulasi, partikel mengendap sindiri-sendiri secara perlahan  tergantung pada jaraknya dari dasar dan perbedaan ukurannya. Partikel akan menyusun  dirinya dan mengisi ruang-ruang kosong saat mengendap dan akhirnya membentuk  sedimen tertutup dan terjadi aggregasi, selanjutnya membentuk cake yang keras dan  sulit terdispersi kembali karena telah terbentuk jembatan kristal yang merupakan lapisan  film yang liat pada permukaan sedimen.Suspensi deflokulasi tekanannya lebih besar  pada dasar wadah, volume sedimentasi yang terbentuk kecil dan supernatan tampak  keruh sehingga terlihat bahwa suspensi lebih stabil. Pengendapan jenis ini tidak disukai  karena akan kesulitan dalam meredispersi sediaan walaupun sudah dilakukan  pengocokan.

Pembentukan sedimentasi Flokulasi

Sediaan obat yang partikel terdispersinya membentuk agregat (Gumpalan / Kumpulan)  sehingga proses sedimentasinya (pengendapannya) terjadi lebih cepat.

Sediaan obat suspensi flokulasi dapat dikendalikan dengan : Kombinasi ukuran  partikel, Penggunaan Elektrolit untuk pengontrolan, Penambahan Polimer yang akan  mempengaruhi hubungan / Struktur partikel dalam suspensi, berdasarkan Sifat.

Partikel sistem flokulasi berbentuk agregat yang dapat mempercepat terjadinya  sedimentasi. Hal ini disebabkan karena setiap unit partikel dibentuk oleh kelompok  partikel sehingga ukurang agregat relatif besar. Cairan supernatan pada sistem  deflokulasi cepat sekali bening yang disebabkan flokul-flokul yang terbentuk cepat sekali  mengendap dengan ukuran yang bermacam-macam.

Pembentukan Sedimentasi Deflokulasi

Merupakan salah satu jenis obat suspensi berdasarkan sifatnya. Sedimentasi terjadi  pada partikel dalam ukuran yang berbeda – beda tergantung pada agregat yang  terbentuk. Sedimentasi pada deflokulasi tidak dapat didispersikan kembali karena  endapan deflokulasi telah terbentuk caking, hal ini disebabkan oleh ukuran partikel pada  suspensi yang terdeflokulasi sangat kecil, hingga membentuk ikatan antar partikel yang  erat dan padat.

Jenis sediaan flukolasi dan deflokulasi

Sediaan suspensi flokulasi yang beredar dipasaran seperti Jamu dan Antibiotik (serbuk  yang dilarutkan dengan penambahan air). Sedangkan sediaan suspensi deflokulasi yang  beredar contohnya adalah suspensi obat batuk, obat maag dan lain sebagainya.

Kesimpulan

Apoteker berperan dalam pengobatan pasien serta memilihkan obat untuk pasiennya  termasuk memberikan informasi terkait dengan sediaan yang baik dan tidak baik untuk  dikonsumsi oleh masyarakat dan aturan pakai obat kepada pasien khususnya sediaan  larutan. Suspensi yang baik salah satu cirinya adalah sediaan ini akan mudah terdispersi  kembali setelah dilakukan pengocokan (Flokulasi). Apabila dalam sediaan suspensi  terdapat endapan yang sukar terdispersi kembali bisa jadi karena sediaan sudah  kadaluarsa sehingga suspensi ini sudah tidak layak untuk digunakan. Sediaan suspensi  dapat rusak pula karena penyimpanan yang tidak tepat. Sedangkan sediaan suspensi  yang kurang baik adalah apabila endapan yang terjadi pada suspensi tersebut tidak  mudah terdispersi kembali dengan pengocokan dan membentuk cake yang liat (Deflokulasi)

Demi menjaga kestabilan sediaan suspensi, sebaiknya sediaan suspensi disimpan pada  suhu ruangan atau tempat yang kering dan tidak terkena sinar matahari. Dan hal penting  dalam penggunaan sediaan suspensi adalah mengocoknya terlebih dahulu sebelum  digunakan.

Dalam Sistem FLOKULASI :“Partikel TERFLOKULASI adalah terikat lemah,cepat  mengendap,mudah tersuspensi kembali dan tidak membentuk cake”

Dalam Sistem DEFLOKULASI : “Partikel TERDEFLOKULASI mengendap perlahan dan  akhirnya membentuk sedimen dan terjadi agregasi dan selanjutnya cake yang keras dan  sukar tersuspensi kembali”

Daftar Pustaka

Hauner,Ines.M, et al.”The Dynamic Surface Tension of Water”. The Journal of Physical  Chemistry Letters (2017)

XueMei Sun.” Research of Simulation on the Rffect of Suspension Damping on Vehicle  Ride” (2012)

Korenko,Michal. “Measurement of Interfacial Tension in Liquid Hight Temperture  System”. (2010), pp 4561-4573

Majalah Farmasetika

Majalah Farmasetika (ISSN : 2686-2506) di situs ini adalah Majalah Farmasetika Edisi Jurnal Ilmiah yang merupakan jurnal farmasi di Indonesia SINTA 3 berbentuk artikel penelitian, artikel review, laporan kasus, komentar, dan komunikasi penelitian singkat di bidang farmasetika. Edisi jurnal ilmiah ini dibuat untuk kepentingan informasi, edukasi dan penelitian kefarmasian.

Share
Published by
Majalah Farmasetika

Recent Posts

Optimasi Konsentrasi Lemak Tengkawang Dalam Sistem Nanostructured Lipid Carriers

Majalah Farmasetika, 9 (5) 2024, 518-525 https://doi.org/10.24198/mfarmasetika.v9i5.50295 Artikel Penelitian Nabilah Arrohmah1, Qurrotul Lailiyah2, Yully Anugrahayu…

1 bulan ago

Formulasi Dan Uji Stabilitas Gel Tabir Surya Mengandung Kombinasi Ekstrak Etanol Daun Salam (SyzygiumPolyanthum (Wight.) Walp.) Dan EkstrakEtanolDaunKelor (Moringa Oleifera L.)

Majalah Farmasetika, 9 (5) 2024, 506-517 https://doi.org/10.24198/mfarmasetika.v9i5.50293 Artikel Penelitian Vira Herawati*1, Evi Nurul Hidayati2, Sardjiman…

1 bulan ago

Uji Aktivitas Antioksidan Nano Spray Gel Ekstrak Daun Singkong (Manihot esculenta)

Majalah Farmasetika, 9 (5) 2024, 489-505 https://doi.org/10.24198/mfarmasetika.v9i5.57607 Artikel Penelitian Mahirah Mardiyah, Lubna Khairunisa, Vina Oktaviany…

1 bulan ago

Review: Formulasi dan Evaluasi Tablet Pelepasan Tertunda dan Pelepasan Terkontrol

Majalah Farmasetika, 9 (5) 2024, 472-488 https://doi.org/10.24198/mfarmasetika.v9i5.56360 Artikel Review Ira Dwi Fatma1, Yuni Kartika1, Raden…

1 bulan ago

Formulasi dan Uji Karakteristik Shampo Ekstrak Bawang Dayak (Eleutherine bulbosa (Mill).Urb. Menggunakan Karbopol 940 Sebagai Pengental.

Majalah Farmasetika, 9 (5) 2024, 458-471 https://doi.org/10.24198/mfarmasetika.v9i5.57440 Artikel Penelitian Sisilia Luhung * , Muh. Taufiqurrahman,…

1 bulan ago

Formulasi dan Uji Sediaan Sampo Bunga Tembelekan terhadap Malassezia furfur dan Candida albicans

Majalah Farmasetika, 9 (5) 2024, 443-457 https://doi.org/10.24198/mfarmasetika.v9i5.57191 Artikel Penelitian Melia Sari*1, Ahmad Faisal Nasution2, Dina…

1 bulan ago

This website uses cookies.