Majalah Farmasetika, 6 (1) 2021, 10-22 https://doi.org/10.24198/mfarmasetika.v6i1.27420
Artikel Review
Download PDF
Fitri Nurjanah1, Sriwidodo1, Bambang Nurhadi2
1Departemen Farmasetika dan Teknologi Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran, Jatinangor 453632 2Departemen Teknologi Industri Pangan Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Universitas Padjajaran, Jatinangor 45363
*E-mail: fitri16004@mail.unpad.ac.id
(Submit 16/5/2020, Revisi 21/5/2020, Diterima 03/08/2020, Terbit 29/10/2020)
Rute pemberian obat secara oral banyak disukai masyarakat karena mudah digunakan. Salah satu bentuk sediaan oral yang paling disukai adalah tablet. Tablet adalah bentuk sediaan padat yang mengandung bahan aktif dengan atau tanpa eksipien. Dalam formulasi tablet, kandungan air zat obat dan eksipien padat merupakan parameter penting yang harus dipantau selama proses pengembangan produk obat. Pada sediaan padat, senyawa yang bersifat higroskopis dapat menimbulkan masalah yang dapat mempengaruhi aliran serbuk, kompresibilitas, dan kekerasan tablet. Pada review artikel ini akan di bahas mengenai pengaruh kelembapan terhadap karakteristik fisika tablet dan upaya menjaga stabilitas zat aktif yang sensitif terhadap kelembapan. Review ini menyimpulkan bahwa pemilihan eksipien, penyalutan tablet dan kemasan yang tepat dapat menjaga kestabilan tablet dari pengaruh kelembapan.
Tablet, zat aktif, stabilisasi, higroskopis
Rute pemberian obat oral merupakan rute yang paling banyak digunakan untuk obat yang berefek secara sistemik, setidaknya 80% obat yang menghasilkan efek sistemik diberikan secara oral [1]. Salah satu bentuk sediaan padat oral adalah tablet. Tablet merupakan bentuk sediaan yang memiliki banyak keuntungan diantaranya lebih mudah untuk dikonsumsi, biaya produksi yang lebih rendah, serta stabil dalam penyimpanannya[2].Tablet memberikan kenyamanan dan keamanan untuk pemberian zat aktif farmasi (API) dengan stabilitas fisikokimia yang baik dan memberikan dosis yang akurat dibandingkan dengan bentuk sediaan larutan [3]. Kualitas dan karakteristik suatu sediaan tablet harus memenuhi standar yang dapat diterima, mempertahankan kualitas tablet bertujuan untuk menghasilkan obat dengan jaminan efikasi, keamanan dan penampilan yang baik, dengan mengetahui sifat bahan baku, masalah yang terjadi dalam formulasi dapat diprediksi[4,29]. Higroskopisitas merupakan salah satu parameter kritis yang menentukan kualitas dan desain tablet [40]. Suatu bahan dikatakan higroskopis apabila terjadi peningkatan berat lebih dari 2% ketika ditempatkan pada RH 66% temperature ruang selama 24 jam[36]
Selama pembuatan tablet, kelembapan dapat memberikan reaksi yang tidak diinginkan, sehingga dapat menghasilkan kualitas tablet yang kurang baik. Kapasitas bahan serbuk untuk mengalir berkurang karena adanya kelembapan. Dalam kompresi tablet, kompresi serbuk dapat dilakukan di bawah tekanan tinggi hanya dalam keadaan kering. Kelembapan menyebabkan penggumpalan dan caking, dekomposisi obat, menurunkan nilai obat dan menyebabkan kerusakan pada proses tableting[5]. Penyerapan air dan efeknya pada waktu hancur tablet yang dikombinasikan dengan eksipien telah menunjukkan bahwa sifat fisik tablet dipengaruhi oleh absorpsi atau desorpsi air selama penyimpanan. Selain itu, zat aktif yang memiliki kelembapan tinggi dapat menghasilkan masalah penempelan pada dinding die saat kompresi tablet[2]. Ketika kelembapan berada di atas batas kelembapan dapat mempengaruhi stabilitas produk dan mempengaruhi proses manufakturing formulasi sediaan solid sehingga menghasilkan parameter evaluasi tablet yang kurang baik[35]
Melihat pengaruh zat aktif yang bersifat higroskopis terhadap formulasi suatu tablet, maka pada artikel ini akan dikaji mengenai upaya menjaga stabilitas tablet yang bersifat higroskopis.
Metode yang dilakukan pada review artikel ini adalah studi literatur yang diperoleh melalui situs PubMed, Google scholar dan Sciencedirect dengan menggunakan kata kunci “hygroscopic and moisture“ “effect of hygroscopic api “formulation hygroscopic tablet” “stabilization hygroscopic solid”. Artikel yang digunakan untuk studi literatur ini adalah artikel dengan rentang publikasi dari tahun 2005-2020. Literatur yang digunakan adalah artikel mengenai pengaruh kelembapan terhadap karakteristik tablet dan stabilisasi tablet yang mengandung zat aktif bersifat higroskopis.
Jurnal-jurnal atau artikel penelitian yang didapat kemudian diseleksi berdasarkan keterkaitan topik melalui judul dan abstrak, bahasa yang digunakan adalah Bahasa Indonesia dan Inggris serta jurnal atau artikel penelitian berada pada rentang tahun 2005-2020. Sebanyak 40 artikel digunakan sebagai referensi penulisan dengan 17 artikel mengenai higroskopisitas dan kelembapan, 15 artikel mengenai penggunaan eksipien bersifat higroskopis 5 artikel mengenai penyalutan zat aktif bersifat higroskopis, 3 artikel mengenai pengemasan zat aktif bersifat higroskopis.
Upaya Menjaga Stabilitas Tablet yang Mengandung Zat Aktif Higroskopis
Perlindungan kelembapan memainkan peran penting dalam stabilitas zat aktif selama pembuatan tablet[38]. Stabilitasi tablet yang sensitif terhaaldap kelembapan dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti penggunaan eksipien, penyalutan dan pemilihan kemasan yang tepat dapat mempengaruhi kualitas tablet [18,27, 39].
Penggunaan Eksipien Pada Zat Aktif Yang Bersifat Higroskopis
Penggunaan eksipien secara luas telah di akui dapat mempertahankan stabilitas zat aktif yang sensitif terhadap kelembapan. Beberapa eksipien, dapat menarik kelembapan dan menstabilkan zat aktif yang sensitif terhadap kelembapan[11,14]. Eksipien yang memiliki kapasitas tinggi untuk mengikat kelembaban terequilibrasi lebih lambat ke tingkat yang lebih tinggi dari mobile free water dan akibatnya menunjukkan kompatibilitas kimia yang lebih besar dengan zat aktif yang sensitif terhadap kelembapan dibandingkan eksipien dengan kapasitas pengikatan air yang lebih rendah. Hal ini dapat menghasilkan situasi dimana eksipien yang bersifat higroskopis dapat menstabilkan obat yang sensitif terhadap kelembapan[27].
Clopidogrel Bisulfat
Clopidogrel bisulfat merupakan penghambat agregasi platelet yang bertindak dengan menghambat langsung adenosine difosfat (ADP) yang berikatan dengan reseptor P2Y12. Clopidogrel bisulfat memiliki sifat higroskopis sehingga seringkali terjadi sticking dan picking pada permukaan punch dan die alat pencetak tablet [11]. Formula tablet clopidrogel bisulfat yang mengandung aerosil sebagai antiadherent dan glidant sebanyak 2,5 dan 0,75% merupakan formula optimum untuk mencegah menempelnya serbuk pada permukaan punch dan die alat pencetak tablet. Aerosil memiliki daya alir yang baik dikarenakan distribusi ukuran partikel yang seragam dengan luas permukaan yang sangat besar.
Aerosil menutupi partikel clopidogrel bisulfat dengan mengurangi luas permukaan clopidogrel bisulfat yang terkena paparan, sehingga menurunkan kemungkinan clopidogrel bisulfat menempel pada permukaan logam. Evaluasi menunjukkan sudut istirahat clopidgrel lebih besar dari 45o menurun menjadi 40 o setelah dikombinasikan dengan aerosil, dengan demikian meningkatkan daya alir. Selain itu penambahan aerosil mengatasi pelengketan clopidogrel pada permukaan punch dan die [11].
L-karnitin
L-karnitin adalah turunan asam amino non essential dan merupakan kofaktor dari metabolisme asam lemak di jantung, hati dan otot rangka[19]. L-karnitine bersifat higroskopis sehingga ketika di formulasikan menjadi tablet, terjadi masalah seperti picking/sticking pada permukaan punch dan die. Formula tablet l-karnitin yang mengandung pengisi avicel PH101 dapat mengurangi sticking pada punch dan die, hal ini dikarenakan avicel PH 101 juga bertindak sebagai absorben pada konsentrasi 20-90%[20]. Hasil menunjukkan formulasi tablet l-karnitine yang optimum dapat dicapai menggunakan avicel PH 101 50% sebagai pengisi, aerosil 200 1% sebagai absorben dan magnesium stearate 2% sebagai lubrikan. Formula tersebut menghasilkan tablet l-karnitin dengan kekerasan 4-8 kg dan friabilitas dibawah 1%.
No | Zat Aktif | Metode Pembuatan | Eksipien | Hasil | Referensi |
1 | Clopidogrel Bisulfat | Granulasi Basah | Menggunakan aerosil sebagai antiadherent dan glidant | Antiadherent dan glidant sebanyak 2,5% dan 0,75% mengatasi penempelan tablet pada punch dan die | [11] |
2 | L-Karnitin | Granulasi Basah | Menggunakan Avicel PH 101 dan aerosil 200 | Avicel PH 101 50% sebagai pengisi, dan aerosil 200 1% sebagai absorben menunjukkan kekerasan diantara 4-8 kg dan friabilitas <1% | [12] |
3 | Asam Askorbat | Kempa Langsung | Menggunakan Avicel PH 102 dan dikalsium fosfat anhidrat | Avicel PH 102 ikalsium fosfat anhidrat menunjukkan kekerasan 4,69 kg, friabilitas < 1% dan waktu hancur tablet 44 detik | [13] |
4 | Ekstrak Valeriana officinalis | Kempa Langsung | Ekstrak dikombinasikan dengan aerosil sebanyak 1:1 dan dikeringkan menggunakan oven 500C. | Pengeringan dengan aerosil berpengaruh baik pada daya alir yaitu sudut istirahat menunjukkan 33o | [14] |
5 | Ekstrak Pacing (Costus speciosus) | Kempa Langsung | Menggunakan pengisi avicel ph 200 dan desintegran amilum | Avicel PH 200 sebanyak 62% dan amilum sebanyak 5% merupakan formula paling optimal dilihat dari hasil evaluasi kompresibilitas 18,67% , kekerasan 5,15 kg, friabilitas 0,53% dan waktu hancur 1,21 menit | [15] |
6 | Ekstrak Vernonia galamnesis | Granulasi basah | Menggunakan pengisi kalsium fosfat dan pengikat gelatin | Kalsium fosfat sebagai pengisi dan gelatin 5% sebagai pengikat menunjukkan friabilitas 0,01%, dan waktu hancur 5,65 menit. | [16] |
7 | Ekstrak Cassia didymobotrya | Granulasi basah | Menggunakan aborben aerosil | Zat aktif yang dikombinasikan dengan aerosil dengan perbandingan (1:1) menunjukkan kompresibilitas 10,7 % dan sudut istirahat 31,5° | [17] |
8 | Quinapril Hidroklorida | Kempa Langsung | Menggunakan magnesium oksida sebagai stabilisator | Magnesium oksida menunjukkan evaluasi fisik tablet sudut istirahat 25o, kompresibilitas 11%, friabilitas 0,82 %, kekerasan 2,5% dan hancur 1,3 menit. | [33] |
Asam Askorbat
Vitamin C atau asam askorbat merupakan vitamin larut air yang terdapat dalam buah-buahan dan sayuran segar [21]. Vitamin c mempunyai sifat higroskopis dan tidak tahan terhadap kelembapan[13]. Formula tablet vitamin c yang diformulasikan menggunakan kombinasi antara avicel PH 102 37,5% dan dikalsium fosfat anhidrat 37,5% menunjukkan kekerasan yang baik yaitu 4,69 kg, uji friabilitas formula yang mengandung avicel PH 102 memiliki hasil yang mendekati syarat yaitu 1% dan memiliki waktu hancur yang baik yaitu kurang dari 15 menit. Hal ini dikarenakan avicel PH 102 memiliki sifat hidrofilik, sehingga saat kontak dengan air akan menfasilitasi masuknya air ke dalam sediaan tablet, dengan adanya air yang masuk ke dalam sediaan tablet menyebabkan bahan penghancur mengembang dan menyebabkan sediaan tablet hancur[22].
Ekstrak akar valerian (Valeriana officinalis)
Akar Valerian (Valeriana officinalis) merupakan ekstrak herbal yang banyak digunakan untuk pengobatan anxietas dan insomnia[23]. Ekstrak Valeriana officinalis memiliki afinitas uap air yang tinggi, cenderung higroskopis [14]. Formulasi Ekstrak Akar Valeriana officinalis yang bersifat higroskopis dilakukan dengan mengeringkan ekstrak terlebih dahulu dan dikombinasikan dengan aerosil. Esktrak dikeringkan menggunakan oven 50oC sebanyak 1:1. Dari hasil pengeringan, diketahui ekstrak mempunyai sifat alir yang baik sehingga dilanjutkan formulasi menggunakan metode kempa langsung. Formula yang mengandung avicel PH 101 24% menghasilkan waktu hancur kurang dari 40 detik. Penambahan aerosil dalam ekstrak Valeriana officinalis memberikan efek antiplasticizing yang menghasilkan suhu transisi kaca hampir konstan (≈ 72 °C) [14].
Ekstrak pacing (Costus speciosus)
Ekstrak Pacing (Costus speciosus) adalah herba tanaman asli Indonesia. Herba ini dapat digunakan sebagai kontrasepsi pria yang efektif karena mengandung diosgenin yang mampu menghambat spermatogenesis[24]. Ekstrak pacing memiliki sifat higroskopis dan daya alir yang buruk[20]. Tanpa pengisi, tablet akan memiliki friabilitas yang buruk dan tidak dapat disimpan dalam waktu yang lama. Untuk mengatasi masalah tersebut, dibutuhkan eksipien yang dapat meningkatkan daya alir serbuk dan menutupi sifat higroskopis dari ekstrak.
Pada formulasi ekstrak ini digunakan aerosil 7,4%, magnesium stearate 7,5%, manitol 25% dan avicel PH 200. Hasil menunjukkan avicel PH 200 dapat meningkatkan kekerasan tablet, semakin tinggi konsentrasi avicel PH 200 dalam tablet, semakin meningkatkan kompaktibilitas dan kekerasan tablet. Selain itu, avicel PH200 juga meningkatkan waktu hancur tablet. Jumlah optimal kombinasi avicel PH 200 dan amilum yang optimum pada ekstrak Pacing (Costus speciosus) yaitu avicel PH 200 sebanyak 62 % dan amilum sebanyak 5% [15].
Ekstrak Vernonia galamnesis
Daun Vernonia galamensis telah banyak digunakan dalam pengobatan tradisional seperti mengatasi diabetes mellitus [25]. Ekstrak air daun Vernonia galamensis ditemukan sangat higroskopis[16]. Formulasi esktrak Vernonia galamnesis dilakukan dengan mengkombinasikan ekstrak dengan variasi pengisi avicel PH 101, kalsium fosfat dan aerosil 200. Selain itu digunakan gelatin sebagai pengikat dengan variasi konsentrasi 2,5%, 5% dan 7,5%. Diketahui bahwa formula mengandung pengisi kalsium fosfat dan pengikat gelatin 5% menunjukkan hasil evaluasi fisik friabilitas 0,01%, dan waktu hancur 5,65 menit [16].
Ekstrak Cassia didymobotrya
Ekstrak Cassia didymobotrya merupakan tumbuhan yang secara tradisional digunakan untuk mengatasi konstipasi, batuk, dispesia dan bronchitis[26]. Ekstrak daun Cassia didymobotrya diformulasikan dengan menggunakan absorben aerosil. Ekstrak Cassia didymobotrya diketahui bersifat sangat higroskopis dan cenderung sticking dan menjadi cair. Untuk mengatasi masalah tersebut tablet di kombinasikan dengan aerosil dan eksipien lainnya (laktosa, mikrokristalin selulosa, sodium starch glycolate, sodium lauril sulfat, talkum dan magnesium stearat). Sebelum di granulasi, ekstrak dikombinasikan terlebih dahulu dengan aerosil dengan perbandingan 1:1. Diketahui tablet yang dihasilkan memenuhi syarat uji evaluasi fisik dan aerosil efektif digunakan sebagai absorben untuk mengatasi higroskopisitas pada ekstrak[17].
Quinapril Hidroklorida
Quinapril hidroklorida digunakan dalam mengatasi hipertensi atau gagal jantung kongestif[32]. Formulasi tablet quinapril hidroklorida yang bersifat higroskopis dikombinasikan dengan magnesium oksida 1,92% sebagai stabilisator menunjukkan hasil evaluasi fisik tablet yang baik yaitu sudut istirahat sebesar 25o, kompresibilitas 11%, friabilitas 0,82 %, kekerasan 2,5% dan waktu hancur 1,3 menit[33].
Penyalutan Tablet Pada Zat Aktif yang Bersifat Higroskopis
Bentuk sediaan padat farmasi dengan penyalutan adalah prosedur yang digunakan untuk berbagai tujuan seperti estetika, menutupi bau dan perlindungan dari kondisi lingkungan seperti kelembapan[27]. Bentuk sediaan akhir obat dengan penyalutan yang tepat memungkinkan untuk melindungi zat aktif yang bersifat sensitif terhadap kelembapan. Bahan penyalut yang bersifat hidrofobik di alam dapat untuk mencegah masuknya uap air ke dalam sistem dari lingkungan sekitarnya [4].
Ranitidin HCl
Ranitidin HCl merupakan senyawa higroskopis yang mengabsorpsi kelembapan dari lingkungan[18]. Ranitidine HCl adalah antagonis reseptor H2 histamin, yang digunakan dalam pengobatan ulkus duodenum dan ulkus lambung[28]. Ranitidin HCl yang disalut menggunakan hydroxypropyl methyl cellulose (HPMC) didispersikan dalam etanol (96%) dan campuran metilen klorida menunjukkan evaluasi penyerapan jumlah air yang baik. Bentuk sediaan tablet yang tidak disalut menyerap jumlah air maksimum yaitu 4,5% sementara tablet yang dilakukan penyalutan menyerap paling sedikit kelembapan yaitu 2% [18].
Cabergolin
Cabergolin merupakan zat aktif yang memiliki stabilitas yang buruk, dan sangat sensitif terhadap lembap. Tablet dilakukan penyalutan menggunakan hydroxypropyl methyl cellulose (HPMC) 4,9%, titanium oksida 0,4 %, hipromellosa 2,1%, PEG 4000 0,4%, metilen klorida 4,9% dan etanol. Hasil uji stabilitas dipercepat menunjukkan bentuk sediaan tablet yang tidak disalut menyerap jumlah air maksimum yaitu 4,5% sementara tablet yang tidak disalut menyerap kelembapan 2%.[34].
Penggunaan Kemasan Tablet pada Zat Aktif yang Bersifat Higroskopis
Pengemasan adalah suatu metode untuk melindungi produk farmasi terhadap pengaruh luar. Kemasan dari obat-obatan biasanya memberikan regulasi, keamanan, identitas, kenyamanan penanganan dan kemudahan pengiriman. Faktor eksternal yang dapat mengurangi kualitas atau potensi produk farmasi adalah cahaya, kelembapan, oksigen, kontaminasi dan kerusakan mekanis[5]. Kemasan primer yang digunakan pada sediaan tablet harus inert dan tidak berinteraksi dengan zat aktif contohnya adalah blister dan strip. Selain itu kemasan harus melindungi sifat fisik, aman terhadap kerusakan dan dapat melindungi identitas produk terhadap partikel kimia, biologis atau fisik[5].
Ranitidin HCl
Pengemasan tablet ranitidin HCl yang bersifat sensitif terhadap kelembapan membandingkan kemasan pvc-alu foil dan alu-alu foil. Kemudian dilakukan studi jumlah kelembapan yang diserap.
Hasil evaluasi penyimpanan hingga hari ke 60 kelembapan yang diserap oleh ranitidin HCl yang dikemas oleh pvc-alu foil yaitu sebanyak 35% sedangkan tablet yang dikemas menggunakan alu-alu foil kurang dari 5%. Tablet yang dikemas menggunakan pvc-alu foil menjadi lebih lembap dan berubah warna. Sedangkan tablet yang dikemas menggunakan alu-alu foil tidak terlihat perubahan warna dan mengabsorbsi sedikit lembap[18].
Daftar Pustaka
35.Monika Tomar, Ajay Kumar Singh and Amit Raj Sinha. Physicochemical parameter of microcrystalline cellulose and the most acceptability in pharmaceutical Industries. Journal of Innovations in Pharaceuticals and biological Sciences. 2015; 2(4):570-578.
Majalah Farmasetika, 9 (5) 2024, 518-525 https://doi.org/10.24198/mfarmasetika.v9i5.50295 Artikel Penelitian Nabilah Arrohmah1, Qurrotul Lailiyah2, Yully Anugrahayu…
Majalah Farmasetika, 9 (5) 2024, 506-517 https://doi.org/10.24198/mfarmasetika.v9i5.50293 Artikel Penelitian Vira Herawati*1, Evi Nurul Hidayati2, Sardjiman…
Majalah Farmasetika, 9 (5) 2024, 489-505 https://doi.org/10.24198/mfarmasetika.v9i5.57607 Artikel Penelitian Mahirah Mardiyah, Lubna Khairunisa, Vina Oktaviany…
Majalah Farmasetika, 9 (5) 2024, 472-488 https://doi.org/10.24198/mfarmasetika.v9i5.56360 Artikel Review Ira Dwi Fatma1, Yuni Kartika1, Raden…
Majalah Farmasetika, 9 (5) 2024, 458-471 https://doi.org/10.24198/mfarmasetika.v9i5.57440 Artikel Penelitian Sisilia Luhung * , Muh. Taufiqurrahman,…
Majalah Farmasetika, 9 (5) 2024, 443-457 https://doi.org/10.24198/mfarmasetika.v9i5.57191 Artikel Penelitian Melia Sari*1, Ahmad Faisal Nasution2, Dina…
This website uses cookies.