Majalah Farmasetika, 6 (Suppl 1) 2021, 123-132 https://doi.org/10.24198/mfarmasetika.v6i4.36664
Artikel Penelitian
Download PDF
Syifa Salsabila, Ira Rahmiyani*, Diana Sri Zustika
Program Studi S1 Farmasi, Stikes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya, Jawa Barat, Indonesia
*Email: ira_rahmiyani@stikes-bth.ac.id
(Submit 19/12/2021, Revisi 20/12/2021, Diterima 30/8/2021, Terbit 31/12/2021)
Indonesia merupakan negara beriklim tropis dimana sangat memungkinkan kulit untuk terus terpapar sinar matahari. Radikal bebas berupa sinar ultraviolet dari matahari yang berlebih akan menyebabkan kerusakan pada kulit. Penggunaan lotion yang mengandung antioksidan dapat dilakukan untuk melindungi kulit dari paparan radikal bebas. Daun jambu air (Syzygium aqueum) merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki aktivitas antioksidan. Senyawa myricetin dalam tanaman jambu airmemiliki aktivitas sebagai UV protektor. Daun jambu air diekstraksi menggunakan pelarut etanol 96% dengan metode maserasi. Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan menggunakan metode DPPH dengan vitamin C sebagai pembanding. Pengujian nilai SPF dilakukan menggunakan spektrofotometri UV-Vis yang didasarkan pada persamaan Mansur. Lotion Ekstrak etanol daun jambu air dilakukan pengujian aktivitas antioksidan, nilai SPF dan evaluasi organoleptik, homogenitas, pH, daya sebar dan daya lekat selama 4 minggu. Hasil menunjukkan bahwa Ekstrak dan sediaan lotion ekstrak etanol daun jambu air (Syzygium aqueum) memiliki aktivitas antioksidan sangat kuat dan sedang dengan nilai IC50 masing-masing 5,0301 ppm dan 107,75 ppm , sedangkan nilai SPF-nya termasuk kedalam kategori proteksi ultra dan maksimal yaitu 35,56 dan 8,46.
Antioksidan, daun Syzygium aqueum, Lotion, nilai SPF
Indonesia adalah negara beriklim tropis dimana sangat memungkinkan kulit untuk terus terpapar sinar matahari. Kulit yang terus menerus terpapar sinar matahari dapat menyebabkan kulit menjadi gelap dan menimbulkan beberapa kerusakan kulit diantaranya kulit kemerahan, pigmentasi dan dalam waktu yang lama dapat menyebabkan resiko kanker. Radikal bebas berupa sinar ultraviolet dari matahari apabila berlebih inilah yang akan menyebabkan kerusakan pada kulit(1).
Lotion merupakan sediaan emulsi yang biasa digunakan pada kulit. Penggunaan lotion yang mengandung antioksidan dapat dilakukan untuk memudahkan masyarakat melindungi kulit dari paparan radikal bebas.Senyawa antioksidan dapat digunakan untuk melindungi kerusakan kulit yang disebabkan oleh radikal bebas. Senyawa antioksidan mampu menatralisir radikal bebas dengan memberikan elektronnya pada senyawa radikal bebas(2).
Daun jambu air (Syzygium aqueum) merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki aktivitas antioksidan. Aktivitas antioksidan ini dihasilkan dari senyawa yang terkandung dalam daun jambu air (Syzygium aqueum) diantaranya senyawa Myricetin, dan juga vitamin C(3). Aktivitas antioksidan daun jambu air memiliki perlindungan terhadap UVA pada pengujian keratinosit menggunakan sel HaCaT(4). Myricetin termasuk kedalam senyawa flavonoid. Myricetin memiliki aktivitas antioksidan dan aktivitas antioksidan myricetin melebihi vitamin E. Aktivitas antioksidannya ini dapat menghambat pembentukan H2O2 yang diinduksi UVB pada keratinosit. Selain memiliki aktivitas antioksidan myricetin juga menunjukan aktivitas antiphotoaging dengan meredam radikal bebas dikulit(5).
Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari alat gelas, spektrofotometer UV-Vis (Genesys 10S UV-Vis), rotary evaporator (EYELA OSB-2100), maserator, tanur (wiseTherm), oven (Memmert), timbangan analitik (Mettler Toledo), mikropipet (DragonLab), pH meter (IONIX), viskometer Brookfield.
Bahan yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari daun jambu air, etanol 96% (smartlab), toluene (merck), amonia, kloroform (smartlab), HCl 2N (merck), DPPH (sigma aldirch), etanol p.a (smartlab), asam stearat, trietanolamin, parafin cair, setil alkohol (ecogreen), gliserin (ecogreen), methyl paraben, akuades
Sebanyak 2,6 kg daun jambu air segar dilakukan pencucian kemudian di keringkan dengan cara diangin-anginkan ditempat yang tidak terkena sinar matahari langsung selama 7 hari. Setelah kering daun dihaluskan hingga menjadi serbuk.
Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Serbuk daun jambu air direndam dengan 500 mL pelarut etanol 96% selama 24 jam sambil sesekali diaduk. Setelah itu disaring, lalu ampasnya diekstraksi kembali seperti langkah awal. Setelah itu filtrat dicampurkan dan dipekatkan menggunakan rotary evaporator dan waterbath hingga diperoleh ekstrak kental.Pengujian karakterisitik mutu Simplisia meliputi Penetapan kadar air, kadar abu total, susut pengeringan, Bobot Jenis ekstrak dan penapisan fitokimia(6),(7).
Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode DPPH. Larutan vitamin C dibuat dalam konsentrasi 1 ppm, 2 ppm, 3 ppm, 4 ppm, dan 5 ppm. Larutan vitamin C
diinkubasi dengan larutan DPPH 25 ppm dengan perbandingan 1 : 2 (larutan vitamin C : larutan DPPH) selama 30 menit dan diamati serapan yang terjadi menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 516 nm. Larutan ekstrak etanol daun jambu air dibuat dalam konsentrasi 2 ppm, 4 ppm, 5 ppm, 7 ppm, dan 8 ppm kemudian diukur dengan cara yang sama seperti pada pembanding
Nilai IC50 ditetapkan melalui persamaan regresi linier dari kurva kalibrasi yaitu presentase peredaman sebagai sumbu y dan konsentrasi antioksidan sebagai sumbu x. Nilai IC50 dihitung dengan cara memasukan nilai 50% kedalam persamaan regresi sebagai nilai y, kemudian dihitung nilai x sebagai konsentrasi IC50.
Pengujian nilai SPF ekstrak etanol daun jambu air dilakukan menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis dan didasarkan pada persamaan Mansur. Sampel ekstrak etanol daun jambu air konsentrasi 1000 ppm dibuat dengan menimbang 50 mg ekstrak etanol daun jambu air dan dilarutkan dalam 50 ml etanol p.a. sampel kemudian diukur serapannya dengan spektrofotometer UV-Vis tiap 5 nm pada rentang panjang gelombang dari 290 nm sampai 320 nm. Analisa data nilai spf dianalisis menggunakan metode Mansur (1986) yaitu :
Keterangan :
EE : Spektrum Efek Eritema
I : Spektrum Intensitas Cahaya
Abs : Absorbansi sampel
CF : Faktor koreksi
Nilai EE × I ditunjukan pada tabel berikut :
Tabel 1. Normalized product function(8)
No | Panjang Gelombang (nm) | EE × I |
1 | 290 | 0,0150 |
2 | 295 | 0,0817 |
3 | 300 | 0,28744 |
4 | 305 | 0,3278 |
5 | 310 | 0,1864 |
6 | 315 | 0,0839 |
7 | 320 | 0,0180 |
Nilai serapan yang diperoleh dikalikan dengan nilai EE × I untuk masing-masing panjang gelombang yang terdapat pada tabel 3.1. kemudian hasil perkalian serapan dan EE × I dijumlahkan dan dikalikan dengan faktor koreksi untuk mendapatkan nilai SPF(9).
Ekstrak etanol daun jambu air dilakukan formulasi sediaan lotion. Ekstrak etanol daun jambu air yang digunakan berdasarkan perbandingan dari nilai IC50 ekstrak dengan IC50 vitamin C dan dikalikan dengan dosis vitamin C untuk sediaan topikal. Sehingga ekstrak etanol yang digunakan yaitu 10,14%. Bahan yang larut minyak (asam stearat, setil alkohol, dan parafin cair) dimasukan kedalam cawan penguap. Bahan-bahan yang larut air (trietanolamin, gliserin dan aquades) dimasukan kedalam gelas beaker. fase minyak dan fase air dipanaskan dan diaduk pada suhu 70-75℃ secara terpisah hingga homogen, kemudian dicampurkan pada suhu 70℃, sambil diaduk hingga kedua fase homogen. Kemudian metil paraben dan zat aktif ekstrak etanol daun jambu air dimasukan kedalam campuran dan dilakukan pengadukan sampai homogen(1).
Tabel 2 Formula lotion ekstrak etanol daun jambu air(1)
Nama Bahan | Konsentrasi |
Ekstrak daun jambu air | 10,14% |
Asam stearate | 2,5% |
Trietanolamin | 1% |
Parafin cair | 8% |
Setil alcohol | 2,5% |
Gliserin | 8% |
Methyl paraben | 0,1% |
Aquades ad | 100. mL |
Evaluasi sediaan lotion dilakukan selama 4 minggu yang terdiri dari pengujian organoleptis, homogenitas, pH, daya sebar, dan daya lekat . Pengujian organoleptik dilakukan dengan mengamati warna,bau dan bentuk lotion, homogenitas dilakukan dengan meletakan 0,1 gram lotion ekstrak etanol daun jambu air ditengah object glass dan ditutup dengan object glass lainnya kemudian dilihat ada tidaknya partikel kasar atau ketidakhomogenan pada sediaan. Pengujian pH sediaan dilakukan menggunakan pH meter. Daya sebar dilakukan dengan meletakan sejumlah lotion diatas kaca kemudian diatasnya diberi kaca yang sama dan ditingkatkan bebeannya, diberi rentang 1-2 menit lalu diukur diameter penyebarannya. Pengujian daya lekat dilakukan dengan meletakan lotion di atas object glass dan letakan object glass lain diatasnya kemudian tekan dengan beban selama 5 menit. Kemudian amati waktunya sampai kedua object glass terlepas. Pengujian aktivitas antioksidan sediaan lotion ekstrak daun jambu air dilakukan dengan menimbang 50 mg kemudian ditambahkan 50 mL etanol p.a. kemudian dilakukan pengenceran sehingga diperoleh konsentrasi 10 ppm, 20 ppm, 45 ppm, 70 ppm, dan 80 ppm. Larutan lotion diinkubasi dengan larutan DPPH 25 ppm dengan perbandingan 1 : 2 (larutan lotion : larutan DPPH) selama 30 menit dan diamati serapan yang terjadi menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 516 nm. Sedangkan untuk pengukuran nilai SPF dibuat dalam konsentrasi 1000 ppm dalam etanol p.a. Larutan yang diperoleh diukur serapannya dengan spektrofotometer UV-Vis tiap 5 nm pada rentang panjang gelombang dari 290 nm sampai 320 nm. Analisa data nilai SPF dianalisis menggunakan metode Mansur.
Tabel 3. Parameter Mutu Simplisia dan Ekstrak Etanol Daun Jambu Air (Syzygium aqueum)
Jenis bahan | Hasil |
Susut pengeringan Simplisia | 11,0975 ± 0,0919% |
Kadar Abu Total Simplisia | 6,28 ± 0,0135% |
Kadar Air simplisia | 4 ± 0 % |
Kadar Air Ekstrak | 8,0005 ± 0,0016% |
Bobot Jenis Ekstrak | 0,8136 ± 0,0056 gram/mL |
Tabel 4. Antioksidan Vitamin C, Ekstrak dan Lotion Ekstak Daun Jambu Air
Sampel | IC50 |
Vitamin C | 2,4786 ppm |
Ekstrak daun Jambu air | 5,0301 ppm |
Lotion ekstrak daun Jambu air | 107,75 ppm |
Tabel 5. Evaluasi Sediaan Lotion Ekstrak Daun Jambu Air
Jenis Evaluasi | Hasil | Syarat |
Organoleptis | Semi solid, Hijau, Bau Khas | Semi solid, Hijau, Bau Khas |
Homogenitas | Tidak homogen | Homogen |
pH | 6,35 | 4,5-8 |
Daya Sebar | 5,0 cm | 5 – 7 cm |
Daya Lekat | 1,25 detik | > 4 detik |
Tabel 6. Nilai SPF Ekstrak dan Sediaan Lotion Ekstrak Daun Jambu Air
Sampel | Nilai SPF |
Ekstrak ekstrak daun Jambu air | 35,56 |
Lotion ekstrak daun Jambu air | 8,46 |
Pengujian aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun jambu air dilakukan menggunakan metode DPPH dengan panjang gelombang 516 nm dan vitamin C digunakan sebagai pembanding. Hasil pemeriksaan aktivitas antioksidan vitamin C dan ekstrak etanol daun jambu air menunjukan bahwa keduanya memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat. Aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun jambu air dihasilkan dari senyawa yang terkandung dalam daun jambu air yaitu senyawa myricetin(3). Senyawa myricetin merupakan senyawa yang termasuk kedalam golongan flavonoid. Senyawa myricetin terdapat pada bagian daun dari tanaman jambu air(10). Mekanisme dari aktivitas antioksidan yaitu mampu menangkap langsung radikal bebas dengan mendonorkan atom hidrogen(11). Senyawa myricetin mampu menangkap radikal bebas hidroksil yang dihasilkan melalui fotolisis UV H2O2.
Sun Protection Factor (SPF) merupakan indikator yang menjelaskan tentang keefektifan dari suatu zat yang bersifat UV protektor. Semakin tinggi nilai SPF dari suatu zat aktif, maka semakin efektif untuk melindungi kulit dari pengaruh buruk sinar UV(12). Nilai SPF ekstrak etanol daun jambu air termasuk kedalam kategori proteksi ultra. Dimana kategori proteksi berdasarkan nilai SPF yaitu nilai SPF 2-4 kategori proteksi minimal,4-6 kategori proteksi sedang, 6-8 kategori proteksi ekstra, 8-15 kategori proteksi maksimal dan ≥15 kategori proteksi ultra(13). Senyawa golongan flavonoid dan tanin dapat berperan sebagai UV protektor. Senyawa tanin mampu mengurangi produksi H2O2 dan menghambat induksi ornitin dekarboksilase(14). Senyawa flavonoid myricetin dengan aktivitas antioksidannya dapat menghambat pembentukan H2O2 yang diinduksi UVB dalam keratinosit serta mengurangi kadar malondialdehida yang meningkat setelah terpapar sinar UVB(5). Sinar UVB merupakan sinar yang memiliki panjang gelombang 290-320 nm. Sinar UVB lebih efektif dalam menyebabkan kerusakan kulit(15).
Pengujian homogenitas bertujuan untuk mengetahui homogen atau tidaknya suatu sediaan. Sediaan lotion ekstrak etanol daun jambu air tidak homogen. Hal tersebut ditandai dengan adanya bintik kecil ekstrak etanol daun jambu air. Ketidakhomogenan ini kemungkinan diakibatkan karena konsentrasi ekstrak yang cukup besar. Sehingga tampilan fisik dari sediaan lotion ekstrak etanol daun jambu air kurang baik. Untuk memperbaiki tampilan dari suatu sediaan salah satunya adalah menggunakan metode nanopartikel. Nanopartikel merupakan partikel yang memiliki ukuran 10-1000 nm. Salah satu kegunaan nanoteknologi yaitu dapat meningkatkan warna dan kualitas akhir dari suatu sediaan(16). Contohnya adalah pada pengembangan hand & body lotion nanopartikel kitosan dan spirulina Sp sebagai antioksidan(17), dan uji sediaan lotion nanopartikel ekstrak terong belanda sebagai antioksidan(18).
Pengujian pH sediaan lotion bertujuan untuk mengetahui apakah pH sediaan memenuhi syarat pH kulit atau tidak. Karena apabila pH dari sediaan lotion melebihi atau kurang dari pH kulit maka akan mengakibatkan iritasi pada kulit(19). pH sediaan lotion ekstrak etanol daun jambu air stabil dan telah memenuhi syarat pH kulit. Syarat pH untuk sediaan lotion adalah 4,5-8,0 berdasarkan SNI 16-4399-1996(20).
Pengujian daya sebar sediaan lotion bertujuan untuk mengetahui kemampuan penyebaran lotion dan menunjukkan kemudahan dalam mengaplikasikan sediaan pada kulit. Sediaan yang baik akan mudah menyebar pada kulit tanpa menggunakan tekanan yang besar. Dilihat dari hasil evaluasi sediaan daya sebar lotion ekstrak etanol daun jambu air stabil dan memenuhi syarat daya sebar untuk sediaan lotion.Syarat daya sebar lotion adalah 5-7 cm(21).
Pengujian daya lekat dilakukan untuk mengetahui kemampuan melekatnya lotion pada kulit. Bila lotion memiliki daya lekat terlalu lemah maka efek terapi tidak tercapai, namun apabila memiliki daya lekat yang terlalu kuat maka akan menghambat pernafasan kulit. Namun daya lekat dari sediaan lotion ekstrak etanol daun jambu air kurang baik karena daya lekat yang baik yaitu lebih dari 4 detik(22). Daya lekat lotion dikaitkan dengan viskositas sediaan lotion, semakin tinggi viskositas lotion maka diperlukan waktu lebih lama untuk memisahkan kedua gelas objek, sebaliknya semakin rendah viskositas lotion maka waktu yang dibutuhkan untuk memisahkan kedua gelas objek semakin cepat(23). Suhu pencampuran dan lama pengadukan juga berpengaruh terhadap daya lekat. Semakin tinggi suhu pencampuran dan lama pengadukan maka akan menghasilkan daya lekat yang lebih tinggi(24). Daya sebar memiliki hubungan dengan daya lekat, semakin kecil daya sebar maka akan semakin lama waktu sediaan untuk melekat dan semakin besar daya sebar maka semakin cepat waktu sediaan untuk melekat(25).
Dari hasil pengujian aktivitas antioksidan, sediaan lotion ekstrak etanol daun jambu air memiliki aktivitas antioksidan sedang. Penurunan aktivitas antioksidan sediaan lotion daun jambu air dapat terjadi karena terdapat asam stearat pada formula sediaan lotion. Asam stearat adalah asam lemak non esensial, sehingga antioksidan yang terdapat pada sediaan lotion berinteraksi dengan radikal asam lemak, dengan menghambat peroksidasi lipid melalui pembersihan senyawa oksigen reaktif(26). Penurunan aktivitas antioksidan daun jambu air juga terjadi pada sediaan emulgel, dimana nilai IC50 dari ekstrak daun jambu air 10,013 ppm menurun menjadi 39,909 ppm ketika dibuat sediaan emulgel(27). Penurunan aktivitas antioksidan setelah dibuat sediaan emulgel dapat terjadi karena adanya pengaruh penambahan berbagai bahan basis emulgel(28). Jumlah emulgator yang digunakan dalam sediaan dapat mempengaruhi aktivitas antioksidan dari sediaan(29). Nilai SPF dari sediaan lotion ekstrak etanol daun jambu air termasuk kedalam kategori proteksi maksimal(13). Dari data tersebut proteksi sediaan lotion ekstrak etanol daun jambu air terhadap sinar UV mengalami penurunan. Namun secara keseluruhan sediaan lotion ekstrak etanol daun jambu air masih berpotensi memberikan perlindungan terhadap sinar UV
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun jambu air memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat dengan nilai SPF kategori proteksi ultra pada konsentrasi 1000 ppm. Sedangkan Lotion memiliki aktivitas antioksidan sedang dengan nilai SPF kategori proteksi maksimal.
Cara mengutip artikel ini
Majalah Farmasetika, 9 (6) 2024, 526-545https://doi.org/10.24198/mfarmasetika.v9i6.58645Artikel Review Astriani Abdullah*, Iyan SopyanProgram Studi Sarjana, Fakultas Farmasi,…
Majalah Farmasetika, 9 (Suppl 1) 2024, 83-96 https://doi.org/10.24198/mfarmasetika.v9i7.58884 Artikel Penelitian Download PDF Erni Rustiani*, Dea…
Majalah Farmasetika, 9 (Suppl 1) 2024, 73-82 https://doi.org/10.24198/mfarmasetika.v9i7.58996 Artikel Penelitian Download PDF Annisa Pangestika, Siwi…
Majalah Farmasetika, 9 (Suppl 1) 2024, 58-72 https://doi.org/10.24198/mfarmasetika.v9i7.58847 Artikel Penelitian Download PDF Alfi Nurul Islamiyah*1,…
Majalah Farmasetika, 9 (Suppl 1) 2024, 44-57 https://doi.org/10.24198/mfarmasetika.v9i7.58847 Artikel Penelitian Download PDF Lusi Agus Setiani*,…
Majalah Farmasetika, 9 (Supp 1) 2024, 35-43 https://doi.org/10.24198/mfarmasetika.v9i7.59603 Artikel Penelitian Download PDF Susi Afrianti Rahayu*,…
This website uses cookies.