Majalah Farmasetika, 4 (3) 2019, 45-56 DOI: https://doi.org/10.24198/farmasetika.v4i3.22939
Download PDF
Dede Jihan Oktaviani1, Shella Widiyastuti1, Dian Amalia Maharani1, Agni Nur Amalia2, Asep Maulana Ishak3, Ade Zuhrotun4,5*
1Program Studi Sarjana Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran, 2Program Studi Sarjana Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran,
3Program Studi Sarjana Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran,
4Pusat Studi Pengembangan Pembelajaran, Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran,
5Departemen Biologi Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran
Abstrak
Prevalensi luka yang cukup tinggi di Indonesia (8,2%) pada tahun 2013 yang diakibatkan oleh kasus terjatuh (40,9%) dan transportasi kendaraan bermotor (40,6%) memerlukan perhatian berbagai pihak. Diantaranya melalui upaya menumbuhkan kesadaran para pengguna jalan dan edukasi masyarakat akanpentingnya keselamatan. Review ini merupakan hasil penelusuran pustaka yang bertujuan memberikan pengetahuan umum mengenai luka dan bahan alami untuk menyembuhkan luka. Jenis luka yang terjadi bermacam-macam berdasarkan penyebab dan ada tidaknya kontaminasi, yang semuanya memerlukan perawatan agar proses penyembuhan berlangsung cepat. Beberapa bahan alami yang telah terbukti dapat membantu menyembuhkan luka diantaranya yaitu papaya (Carica papaya), babadotan (Ageratum conyzoides), pegagan (Centela asiatica), jarak (Jatropa curcas), kunyit (Curcuma domestica), singkong (Manihot esculenta) dan pisang (Musa paradisiaca).
Kata kunci: Luka, bahan alami, menyembuhkan luka.
Pendahuluan
Jumlah penduduk yang mengalami luka atau cedera secara nasional di Indonesia meningkat dari 7,5% (2012) menjadi 8,2% (2013) yang umumnya disebabkan oleh jatuh (40,9%) dan kecelakaan kendaraan bermotor(40,6%). Tempat kejadian luka yaitu di jalan raya, rumah, area pertanian, dan sekolah dengan prosentaseberturut-turut sebesar 42,8%; 36,5%; 6,9%; dan 5,4%.
Luka akibat terjatuh sering dialami antara lain oleh usia dibawah satu tahun (bayi), perempuan, usia tidaksekolah, tidak bekerja dan penduduk di pedesaan. Sedangkan luka akibat transportasi kendaraan bermotorsering dialami antara lain oleh laki-laki berusia 15-24 tahun, lulus SMA, dan sudah bekerja. Jenis luka yang diderita meliputi luka lecet/memar (70,9%), terkilir (27,5%) dan luka robek (23,2%) (Kemenkes RI, 2013).
Upaya menumbuhkan kesadaran kepada para pengguna jalan raya agar lebih aman berkendara telahdigelar secara serentak oleh pihak kepolisian RI melalui program nasional bertema ‘Millenial Road Safety Festival’ yang bertujuan Road Safety to Zero Accident (Humas Polri, 2019). Review ini berisi pengetahuanumum mengenai luka dan perawatannya termasuk penggunaan bahan atau tanaman berkhasiat sebagaipenyembuh luka. Tujuannya yaitu sebagai upaya edukasi bagi pengguna jalan yang mengalami lukaataupun masyarakat lainnya yang mengalami luka.
Jenis-Jenis Luka Dan Mekanisme Penyembuhan
Luka yaitu keadaan hilang atau atau terputusnya kesatuan jaringan (kulit) yang umumnya menggangguproses selular normal. Beberapa reaksi yang muncul jika terjadinya luka yaitu hilangnya seluruh atausebagian fungsi organ, respon stres simpatis, pendarahan dan pembekuan darah, kontaminasi bakteri dankematian sel (Al-Muqsith, 2015; Karina dan Ismail, 2015).
Jenis luka berdasarkan penyebabnya (Al-Muqsith, 2015; Karina dan Ismail, 2015):
a) Luka lecet (Vulnus Excoriasi )
luka ini akibat gesekan dengan benda keras misalnya terjatuh dari motor sehingga terjadi gesekan antaraanggota tubuh dengan aspal. Dimensi luka yaitu hanya memiliki panjang dan lebar, namun biasanyamengenai ujung-ujung syaraf nyeri di kulit sehingga derajat nyeri biasanya lebih tinggi dibanding luka robek.
b) Luka sayat (Vulnus scissum)
Jenis luka ini disebabkan oleh sayatan benda tajam misalnya logam atau kayu. Luka yang dihasilkan tipis dan kecil, yang juga bisa disebabkan karena di sengaja dalam proses pengobatan
c) Luka robek atau parut (Vulnus laseratum)
Luka jenis ini biasa karena benda keras yang merusak permukaan kulit misalnya terjatuh, terkena ranting pohon, atau terkena batu sehingga menimbulkan robekan pada kulit. Dimensi luka panjang, lebar dandalam.
d) Luka tusuk (Vulnus punctum)
Luka terjadi akibat tusukan benda tajam, berupa luka kecil dan dalam. Pada luka ini perlu diwaspadaiadanya bakteri clostridium tetani benda tajam/logam yang menyebabkan luka.
e) Luka gigitan (Vulnus morsum)
Luka jenis ini disebabkan gigitan gigi, baik itu oleh manusia ataupun binatang seperti serangga, ular, danbinatang buas. Perlu diwaspadai luka akibat gigitan dari ular berbisa yang berbahaya.
f) Luka bakar (Vulnus combustion)
luka atau kerusakan jaringan yang timbul karena suhu tinggi. Penanganan jenis luka ini didasarka padaempat stadium luka dan prosentase permukaan tubuh yang terbakar.
Jenis luka berdasarkan kontaminasi (Al-Muqsith, 2015; Karina dan Ismail, 2015):
Luka Bersih (Clean Wounds)
Luka bersih adalah luka bedah (luka sayat elektif dan steril) yang tidak terinfeksi. Luka tidak mengalamiproses peradangan (inflamasi) dan juga tidak terjadi kontak dengan sistem pernafasan, pencernaan, genital dan urinaria yang memungkinkan infeksi.
Luka bersih terkontaminasi (Clean-contamined Wounds)
Jenis luka ini adalah luka pembedahan (luka sayat elektif) dimana terjadi kontak dengan saluran respirasi, pencernaan, genital atau perkemihan dalam kondisi terkontrol. Potensi kontaminasi, bisa terjadi walau tidakselalu, oleh flora normal yang menyebabkan proses penyembuhan lebih lama.
Luka terkontaminasi (Contamined Wounds)
Luka terkontaminasi adalah luka terbuka, fresh, luka robek/parut akibat kecelakaan dan operasi dengankerusakan besar dengan teknik aseptik atau kontaminasi dari saluran cerna.
Luka kotor atau infeksi (Dirty or Infected Wounds)
Luka kotor atau infeksi adalah terdapatnya mikroorganisme pada luka akibat proses pembedahanpembdahan yang sangan terkontaminasi. Kemungkinan terjadinya infeksi pada luka jenis ini akan semakinbesar dengan adanya mikroorganisme tersebut.
Prinsip Perawatan Luka
Dalam merawat luka pertama kali dilakukan yaitu pembersihan luka semaksimal mungkin sehinggamengurangi kontaminasi pada luka dan mencegah terjadinya infeksi. Misalnya pada luka lecet dan lukaparut bisa langsung dibersihkan dengan air mengalir, air hangat dan cairan antiseptic. Sedangkan pada luka tusuk dan luka gigitan perlu dibersihkan lebih maksimal untuk mengeluarkan racun atau mikroba yang mungkin terdapat pada luka. Selanjutnya bagian yang mengeluarkan darah dengan kasa steril atau kainyang bersih untuk menghentikan pendarahan sebelum perawatan luka lebih lanjut Karina dan Ismail, 2015).
Perawatan selanjutnya terhadap luka yaitu menggunakan pembalut luka (wound dressing) berupa tekstilmedis dari bahan serat, benang, kain, produk komposit yang biasanya disterilkan terlebih dahulu sebelumdigunakan. Pada mulanya, setiap luka dirawat supaya cepat kering termasuk luka yang mengeluarkancairan sel (lembab) langsung dibalut dengan kain kasa. Setelah luka kering kasa biasanya lengket sehinggajaringan tumbuh lebih lambat dan memungkinkan adanya infeksi pada luka (Mutia, 2010; Purwaningsih, 2018).
Teknik yang berkembang saat ini dikenal dengan moist wound healing atau perawatan luka berbasislembab. Dengan menjaga kelembaban luka, maka kain kasa tidak lengket pada luka. Hasil pengamatanpasien di RSUP Dr. Sardjito yang dirawat lukanya dengan cara ini menunjukkan peningkatan epitelisasi, angka infeksi lebih rendah (2,6%) dibandingkan perawatan konvensional (7,1%), luka lebih cepat sembuhdan waktu inap pasien lebih sedikit (Purwaningsih, 2018)
Kain penutup luka yang kontak langsung atau primary dressing saat ini banyak dikembangkan dari produkalami, salah satunya dari sumber bahari berupa alginat. zat ini diperoleh dari rumput laut yang banyakdimanfaat diberbagai bidang termasuk untuk pengembangan tekstil medis. Diketahui, luka lebih cepatsembuh (30-50%) apabila menggunakan pembalut yang mengandung alginat Pembalut jenis ini memenuhisyarat sebagai primer dressing yang baik diantaranya mampu menyerap cairan luka, menjagasuhu/kelembaban luka, serta mampu mengatur aliran udara/gas dari luka (Mutia, 2010). Selain alginat, modern dressings yang dikenal lainnya yaitu hydrocolloids, hydrogels, semi permeable adhesive film, foams, biological dressings dan tissue engineered skin substitutes (Qureshi et al., 2015).
Penyembuh Luka dari Bahan Alami
Sebanyak 49% penduduk Indonesia yang memanfaatkan pelayanan kesehatan tradisional, menggunakanramuan dalam mengatasi gangguan penyakitnya. Secara nasional, penduduk Jawa Timur paling seringmenggunakan ramuan obat (65,2%) dan yang paling sedikit menggunakan yaitu penduduk Bengkulu (23,5%) (Kemenkes RI, 2013).
Secara tradisional, beberapa masyarakat etnik tertentu di Indonesia memiliki ramuan dan cara tersendiriuntuk mengobati luka, yaitu (Moektiwardoyo, 2014):
Etnik Jawa
Etnik ini memanfaatkan biji papaya sebagai obat luka. Biji papaya yang dimaksud yaitu jenis papaya kecilyang tumbuh di dataran tinggi Dieng. Biji tersebut disangrai, ditumbuk, ditambah minyak kelapa, kemudiandibalurkan pada luka
Etnik Sunda
Masyarakat etnik sunda diantaranya suku Baduy menggunakan campuran daun babadotan (Ageratum conyzoides) dan daun jampang pait (Paspalum conyugatum) untuk mengatasi pendarahan pada luka. selainitu, digunakan rimpang honje (Nicolaia speciosa) untuk mengobati luka gigitan ular dan air bonteng(Cucumis sativus) untuk mengobati luka bakar.
Etnik Sasak dan Samawa di Nusa Tenggara Barat
Etnik Sasak mengobati luka karena gigitan serangga, kalajengking dan ular, dengan cara memanfaatkanramuan yaitu getah dan akar kethuk (Alocasia sp), daun telingan bengket (Centela asiatica), daun bebenyah(Commelia diffusa), akar dan daun bakung (Crinum asiaticum), daun empet empet (Desmodium triflorum), daun seripa (Emilia sonchifolia), getang batang jambokan (Euphorbia hirta), daun jarak (Jatropa curcas), daun kayu putih (Melaleuca cajuputi) dan daun terinjing (Sonchus oleraceus).
Sedangkan masyarakat etnik Samawa menggunakan pucuk daun kelor (Moringa oleifera) dan Rimpang kunyit(Curcuma domestica) sebagai ramuan antiluka.
Etnik Dayak di Kalimantan
Ramuan untuk luka atau bengkak yang digunakan oleh Etnik Dayak Tunjung yaitu daun dan batang tapenatau empawa (Mallotus moluccanuss), daun marpeta (Milletia sericea), dan akar kerehau (Calicarpalongifolia). Sedangkan untuk obat luka bakar digunakan seluruh bagian tanaman krekot (Lygodium circinatum).
Etnik Bali
Masyarakat etnik Bali dalam mengobati luka pendarahan diantaranya menggunakann daun singkong (Manihotesculenta) yang ditumbuk atau kerokan batang pisang (Musa paradisiaca).
Etnik Ternate
Masyarakat etnik ternate di Maluku Utara mengobati luka dengan menggunakan daun lotifi (Acalypha hispia), daun dan akar hate salo bodubo (Agathis damara), dan daun tawa (Albizzia falcataria).
Etnik Bugis dan Minahasa di Sulawesi
Masyarakat etnik Bugis memanfaatkan batang bratawali (Tinospora crispa)untuk mengatasi gatal, kudis, lukadan demam. Ramuan lainnya untuk gatal dan alergi juga digunakan daun dan akar keloro (kelor, Moringa oleifera) ditambah air kapur barus. Sedangkan etnik Minahasa mengobati luka atau borok dengan kulit kayutelor (Alstonia scolaris) dan untuk luka bakar digunakan daun rumput ayam (Piperomia pellucida).
Beberapa tanaman yang telah digunakan oleh masyarakat etnik di Indonesia juga digunakan oleh masyarakatdi India. Daftar tanaman yang digunakan di India dapat dilihat pada Tabel 1 (Beswas et al., 2003).
Tabel 1. Daftar tanaman yang digunakan sebagai penyembuh luka di India
No | Nama Jenis | Bagian yang digunakan |
1 | Argemone mexicana | Bunga dan getah |
2 | Brassica juncea | Buah |
3 | Thespesia populnea | Buah |
4 | Pongonia pinnata | Daun |
5 | Moringa oleifera | Daun |
6 | Cassia alata | Daun |
7 | Mimosa pudica | Daun |
8 | Daucas carota | Bunga |
9 | Calendula officinalis | Bunga |
10 | Nerium indicum | Daun |
11 | Datura stramonium | Daun |
12 | Ficus religiosa | Kulit batang |
13 | Aloe vera | Daun |
14 | Areca catechu | buah |
Berdasarkan hasil penelitian, beberapa bahan alami yang telah terbukti berkhasiat sebagai penyembuh dapatdilihat pada Tabel 2. Pembuktian khasiat masing-masing bahan ada yang berkaitan dengan penggunaantradisionalnya (empiric) ataupun hasil skrining aktivitas melalui metode uji tertentu yang terkait denganaktivitas penyembuh luka.
Tabel 2. Bahan alami yang sudah terbukti memiliki aktivitas penyembuh luka
No | Nama Jenis | Nama Lokal | Bagian yang digunakan | Kandungan kimia | Pustaka |
1 | Aloe vera L. | Lidah buaya | Gel mengandung 25% ekstrak etanol daunlidah;Krim mengandung 10-15% ekstrak gel lidahbuaya | Saponin, fenol, tanin, | Rohmawati, 2008; Wijaya, 2013 |
2 | Anthocleista djalonensis | topikal 0,2 ml dari 20 mg/ml ekstrak | Chah et al., 2006 | ||
3 | Anredera cordifolia (Ten.) Steenis | Binahong | Salep ekstrak daun binahong konsentrasi 5%; Ekstrak air hasil Infusa | saponin | Handayani, 2009; Vilegas et al., 1997 |
4 | Ageratum conyzoides, | Babadotan | topikal 0,2 ml dari 20 mg/ml ekstrak | Chah et al., 2006 | |
5 | Areca catechu L. | Pinang | Ekstrak Etanol Biji 2% | alkaloid, tanin, saponin, dan flavonoid | Rairisti, 2014 |
6 | Carica papaya L. | Papaya | Gel ekstrak etanol daun pepaya konsentrasi 1-5% | papain, alkaloid karpain, pseudo karpain, glikosida, karposid, dan saponin | Septiningsih, 2008 |
7 | Catharanthus roseus | Tapak dara | ekstrak daun 50% | alkaloid, flavonoid, tanin, polifenol dan steroid | Putri, 2017 |
8 | Centella asiatica | Pegagan | Campuran 3 triterpen:asiatic acid 30% (b/b), madecassic acid 30% (b/b) and asiaticoside40% (b/b); ekstrakdaun pegagan 25% | asiaticoside, asiatic acid and madecassic acid | Maquart et al., 1997; Amaliya, 2013 |
9 | Colocasiaesculenta [L] | Talas | Ekstrak Etanol Tangkai Daun | saponin, flavonoid, tanin, alkaloid, steroid dan terpenoid | Wijayadkk., 2014 |
10 | Coleus atropurpureus [L.] Benth. | Iler | Hasil tumbuk 10 lembar daun iler muda | flavonoid | Tari dkk., 2013 |
No | Nama Jenis | Nama Lokal | Bagian yang digunakan | Kandungan kimia | Pustaka |
11 | Curcuma longa Linn atau Curcuma domestica Val. | kunyit | Dosis kurkumin 60-66% per oralDosis kurkumi 10% nanofiber; hidrokoloid mengandung ekstrak 1%;gel fraksi etil asetat topikal | kurkumin, desmetok–sikurkumin,danbisdesmetoksikurkumin,minyak asiri, pati, zatpahit, resin, selulosa,dan mineral | Jagetia, 2004;Khan et al., 2018; Juliantodkk, 2016; Wientarsih, 2012 |
12 | Euphorbia tirucalli | patah tulang | Salep ekstrak batang dosis 10% | glikosida, sapogenin dan asam elagat | Qomariah, 2014 |
13 | Gynura Segetum | Daun Dewa | Lumatan daun | saponin, flavonoid, minyak atsiri | Setyoadi dan Sartika, 2010 |
14 | Ipomoeae batatas L. | Ubi Jalar | Krim Ekstrak Etanol Daun 3% | flavonoid, saponin danpolifenol | Rahim dkk., 2011 |
15 | Jatropha Curcas | Pohon Jarak | Getah | Flavonoid | Priyandari, 2015; Vilegas et al., 1997 |
16 | Leucaena glauca, Benth | Petai cina | Gerusan daun 10-30 g | Flavonoid, saponin | Rahmawati, 2014 |
17 | Manihot esculenta | Singkong | ekstrak daun 179,2 mg/KgBB tikus | protein, vitamin C, flavonoid, saponin, tannin dan triterpenoid | Nisa dkk., 2013 |
18 | Melastoma malabathricum.L | Tumbuhan Senduduk | krim ekstrak etilasetat Daun | flavonoida, saponin, tanin, glikosida, dan streroida/triterpenoida. | Simanjuntak, 2008 |
19 | Morinda citrifolia L.) | mengkudu | ekstrak etanol topikal daun | Sabirin, 2013 | |
20 | Musa paradisiaca var.sapientum | Pisang ambon | gel getah pisang 80%gel ekstrak batang | saponin, flavonoid, vitamin C, dan tanin | Rosanto dkk., 2012Prasetyo dkk, 2010 |
21 | Napoleonaea imperialis | Lecythidaceae | topikal 0,2 ml dari 20 mg/ml ekstrak | Chah et al., 2006 | |
22 | Ocimum gratissimum | Selasih | topikal 0,2 ml dari 20 mg/ml ekstrak | Chah et al., 2006 | |
23 | Peperomia galioides | Piperaceae | Ekstrak daun dan batang (bahan segar) | Vilegas et al., 1997 | |
24 | Piper cf fragile, Benth | sirih merah | infusa daun 40% topikal | flavonoid dan tanin | Hidayatullah, 2015 |
No | Nama Jenis | Nama Lokal | Bagian yang digunakan | Kandungan kimia | Pustaka |
25 | Piper betle | daun sirih | gel ekstrak etanol daun | minyak atsiri (hidroksi kavikol, kavibetol, estragol, eugenol, tileugenol, karvakrol, terpinen, seskuiterpen) fenilpropan, tanin | Wardani, 2009 |
26 | Psidium Guajava | Jambu Biji | Ekstrak methanol daun;gel ekstrak etanol daun 1%, 5%, dan 7% | Psidial A-C | Barbalho, 2012; Aponno, 2014; Fu et al., 2010 |
27 | Turbinaria ornata | Alga coklat | Ekstrak non polar seluruh bagian, dosis100 dan 200 mg/kgBB | saponin, alkaloid, kuinon, amino acid, asam lemak, senyawa fenolik (yaitu tanin dan flavonoid), protein, neophytediene; 2- hexadecen-1-ol,3,7,11,15-tetra methyl-,[R-[R*,R*-(E)];17- pentatria contene; 4,8,12,16-octadecatetraen -1- ol,4,9,13,17-tetra methyl; dan squalene | Deepak et al., 2017; Pati et al., 2016; Rajkumardan Bhavan, 2017; Senthil dan Murugan, 2013. |
Hasil penelusuran pustaka ada sekitar tujuh tanaman yang memenuhi kriteria efikasi sebagai tanamanberkhasiat penyembuh luka berdasarkan penggunaan tradisional dan hasil pembuktian aktivitas. Tanamanyang dimaksud yaitu papaya (carica papaya) yang digunakan etnik jawa di Dataran Tinggi Dieng, babadotan(Ageratum conyzoides) yang digunakan etnik Sunda Suku Baduy, daun telingan bengket atau pegagan(Centela asiatica)dan daun jarak (Jatropa curcas) yang digunakan oleh etnik sasak, rimpang kunyit (Curcuma domestica) yang digunakan oleh etnik samawa, serta singkong (Manihot esculenta) dan pisang (Musa paradisiaca) yang digunakan oleh etnik Bali. Namun masih perlu pengembangan lebih lanjut mengenaikualitas bahan dan keamanan jika akan dikembangkan menjadi obat tradisional Jamu atau Obat Herbal terstandar.
Kesimpulan
Luka atau Cedera dapat dihindari dengan cara menumbuhkankesadaran para pengguna kendaraan bermotordan edukasi kepada masyarakat luas mengenai keselamatan diri. Jika tidak bisa dihindari, luka yang dialamiharus dirawat sebaik mungkin untuk menghindari kontaminasi/infeksi yang agar cepat sembuh. Beberapabahan alami dapat digunakan untuk mengobati luka karena terbukti secara empiric dan melalui beberapapenelitian. Bahan tersebut diantaranya yaitu papaya (carica papaya), babadotan (Ageratum conyzoides), pegagan (Centela asiatica), jarak (Jatropa curcas), kunyit (Curcuma domestica), singkong (Manihot esculenta) dan pisang (Musa paradisiaca).
Ucapan Terima Kasih
Terima kasih disampaikan kepada Kemenristekdikti atas dana yang telah diberikan kepada tim PKM-K Plesetan periode tahun 2019. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Direktorat Pendidikan danKemahasiswaan, Fakultas Farmasi dan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaransebagai fasilitator sarana dan prasarana.
Daftar Pustaka
Adam, N., W. Lolo, S. Sudewi. 2019. Aktivitas Antibakteri Fraksi Alga Turbinaria ornata (Turner) J. AgardhYang Diperoleh Dari Perairan Teluk Manado. Pharmacon. Vol 8, No 2 (Abstrak).
Al-Muqsith, AM, 2015. Luka (Vulnus). Fakultas Kedokteran, Universitas Malikussaleh. Tersedia di repository.unimal.ac.id/4013/1/LUKA%20%28 VULNUS%29.pdf. (diakses tanggal 04 Agustus 2019).
Amaliya, S., Soemantri, B., Utami, Y.W. 2013. Efek Ekstrak Daun Pegagan (Centella asiatica)DalamMempercepat Penyembuhan Luka Terkontaminasi Pada Tikus Putih (Rattus novergicus) Galur Wistar. Jurnal Ilmu Keperawatan. 1(1): 19-25.
Aponno, J.V, Yamlean, P.V.Y. , dan Supriati, H.S. 2014. Uji Efektivitas Sediaan Gel Ekstrak Etanol DaunJambu Biji (Psidium guajava Linn) Terhadap Penyembuhan Luka Yang Terinfeksi Bakteri Staphylococcus Aureus Pada Kelinci (Orytolagus cuniculus). PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi. 3(3): 279-286
Barbalho, S.M., Farinazzi-Machado, F.M.V , Goulart, R.D.A., Brunnati, A.C.S., Ottoboni, A.M.M.B., and Nicolau, C.C.T. 2012. Psidium Guajava (Guava): A Plant of Multipurpose Medicinal Applications. Medicinal and Aromatic plants. 1(4): 1-6
Biswas TK, Mukherjee, B. 2003. Plant medicines of Indian origin for wound healing activity: A review. Int J of low estrem wounds. 2: 25-28
Chah, K.F., Eze, C.A., Emuelosi, C.E., Esimone, C.O. 2006. Antibacterial and wound healing properties of methanolic extracts of some Nigerian medicinal plants. Journal of Ethnopharmacology. 104:164–167
Deepak, P., Sowmiya, R., Balasubramani, G., Perumal, P., 2017. Phytochemical profiling of Turbinariaornata and its antioxidant and anti-proliferative effects. Journal of Taibah University Medical Sciences. 12 (4): 329-337
Fu, H-Z., Luo, Y-M., Li, C-J., Yang, J-Z., and Zhang, D-M. 2010. Psidials A-C, Three Unusual Meroterpenoids from the Leaves of Psidium guajava L. Organic Letters., 12(4):656-659
Handayani, E. 2009. Uji Aktifitas Salep Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) SebagaiPenyembuh Luka Bakar Pada Kulit Punggung Kelinci.skripsi. Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Hidayatullah, M.D. 2015. Pengaruh Pemberian Infusa Sirih Merah Secara Topikal Terhadap WaktuPenyembuhan Luka Insisi Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar.Skripsi. Fakultas Kedokteran UniversitasIslam Bandung
Humas Polri, 2019. “Millenial Road Safety Festival” Wujudkan Millenial Cinta Lalu Lintas. Biro PengelolaInformasi dan Dokumentasi, Divisi Humas Polri. Tersedia di: https://humas.polri.go.id/download/millenial-road-safety-festival-wujudkan-millenial-cinta-lalu-lintas/ (diakses tanggal 04 Agustus 2019)
Jagetia, G.C, Rajanikant, G.K. 2004. Role of curcumin a naturally occurring phenolic compound of turmeric in accelerating the repair of excision wound in mice whole body exposed to various doses of gamma radiation. J of Surgical Res. 120: 127-138
Julianto, E., Mardiyono, dan Santoso, B. 2016. Efektifitas Hidrokoloid Kunyit (Curcuma domestika) Terhadap Proses Penyembuhan Luka Diabetik Stadium I Pada Tikus (Rattus novergitus). Tesis Magister. Program Studi Magister Epidemiologi Program Pascasarjana Universitas Diponegoro
Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Badan Penelitian Dan Pengembangan KesehatanKementerian Kesehatan RI.47-49
Khan AR, Xiangyang S, Ahmad A and Mo X. Electrospinning of Crude Plant Extracts for Antibacterial and Wound Healing Applications: A Review. SM J Biomed Eng. 2018; 4(1): 1024
Maquart FX, Chastang F, Simeon A, Biremburt P, Gillery P. Triterpenes from Centella asiatica stimulate extracellular matrix accumulation in rat experimental wounds. Euro J of Derma. 9: 289- 296.(1997)
Moektiwardoyo, M. 2014, Etnofarmasi, Edisi 1, Yogyakarta: Deepublish
Nisa, V.M., Meilawaty, Z., Astuti, P. 2013. Efek Pemberian Ekstrak Daun Singkong (Manihot esculenta) Terhadap Proses Penyembuhan Luka Gingiva Tikus (Rattus norvegicus) (The Effect of Cassava Leaves Extract (Manihot esculenta) on Gingival Wound Healing Rats (Rattus norvegicus). Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa. Tersedia di www.academia.edu (diakses tanggal 05 Agustus 2019)
Pati, M.P, S. D. Sharma, L. Nayak, C. R. Panda. 2016. Uses Of Seaweed And Its Application To Human Welfare: A Review. International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences. Vol 8 (10): 12-20
Prasetyo, B.F., Wientarsih, I., Priosoeryanto, B.P., 2010. Aktivitas Sediaan Gel Ekstrak Batang PohonPisang Ambon dalam Proses Penyembuhan Luka pada Mencit. Jurnal Veteriner. 11(2): 70-73
Priyandari, Y. , dan Umatjina, S.A.T.M., 2015. Getah Pohon Jarak (Jatropha Curcas) Topical MempercepatLama Penyembuhan Luka Eksisi Mencit. Journals of Ners Community. 6(2):199-206
Purwaningsih, L.A., 2018. Perawatan Luka Modern di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta. Unit PromosiKesehatan Rumah Sakit RSUP Dr Sardjito Yogyakarta. Tersedia di https://sardjito.co.id/2018/05/22/perawatan-luka-modern-di-rsup-dr-sardjito-yogyakarta/ (diakses tanggal 04 Agustus 2019)
Putri, R.R., Hakim, R.F., Rezeki, S. 2017. Pengaruh Ekstrak Daun Tapak Dara (Catharanthus Roseus) Terhadap Jumlah Fibroblas Pada Proses Penyembuhan Luka Di Mukosa Oral. Journal Caninus Denstistry. 2(1): 20-30
Qomariah, S. 2014. Efektivitas Salep Ekstrak Batang Patah Tulang (Euphorbia tirucalli) Pada PenyembuhanLuka Sayat Tikus Putih (Rattus norvegicus). Skripsi. Universitas Negeri Semarang.
Qureshi, M.A., Khatoon, F., and Ahmed, S. 2015. An Overview on Wounds Their Issues and Natural Remedies for Wound Healing. Biochemistry and Physiology. 4(3):1-9
Rahim, F., Aria,M., Aji, N.P. 2011. Formulasi Krim Ekstrak Etanol Daun Ubi Jalar (Ipomoeae batatas L.) Untuk Pengobatan Luka Bakar. SCIENTIA Jurnal Farmasi dan Kesehatan. 1(1): 21-26
Rahmawati, I. 2014. Perbedaan Efek Perawatan Luka Menggunakan Gerusan Daun Petai Cina (Leucaenagaluca Benth) dan Povidone Iodine 10% dalam Mempercepat Penyembuhan Luka Bersih Pada Marmut(Cavia porcellus). Jurnal Wiyata 1(2): 227-234
Rairisti, A. 2014. Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Biji Pinang (Areca catechu L.) Terhadap Penyembuhan Luka Sayat Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan Galur Wistar. Skripsi. Program Studi Pendidikan DokterFakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura
Rajkumar, G. dan P.S. Bhavan. 2017. Phytochemical characterization of the marine brown alga Turbinariaornata. Research Journal Of Chemistry And Environment. 21(3):54-63
Rosanto, Y.B., Handajani, J., Susilowati, H. 2012. Efek Pemberian Gel Getah Batang Tanaman PisangSecara Topikal Terhadap Kepadatan Serabut Kolagen Pada Proses Penyembuhan Luka Pasca EkstraksiGigi Marmut. dentika Dental Journal. 17(1):34-39
Rohmawati , N. 2008. Efek Penyembuhan Luka Bakar Dalam Sediaan Gel Ekstrak Etanol 70% Daun LidahBuaya (Aloe vera L.) Pada Kulit Punggung Kelinci New Zealand. Skripsi, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Sabirin, I.R.R., Maskoen, A.M., Hernowo, B.S. 2013. Peran Ekstrak Etanol Topikal Daun Mengkudu(Morinda citrifolia L.) pada Penyembuhan Luka Ditinjau dari Imunoekspresi CD34 dan Kolagen pada TikusGalur Wistar.Majalah Kedokteran Bandung. 45(4):226-233
Senthil, K. A., dan A. Murugan. 2013. Antiulcer, Wound Healing and Hepatoprotective Activities of The Seaweeds Gracillaria crassa, Turbinaria ornata, and Laurencia papillosa form Southeast Coast of India. Brazilian Journal of Pharmaceutical Science. 49(4): 669-678.
Septiningsih , E. 2009. Efek Penyembuhan Luka Bakar Ekstrak Etanol 70% Daun Pepaya (Carica papaya L.) Dalam Sediaan Gel Pada Kulit Punggung Kelinci New Zealand. [Skripsi]. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Setyoadi, dan Sartika D.D. 2010. Efek Lumatan Daun Dewa (Gynura Segetum) Dalam MemperpendekWaktu Penyembuhan Luka Bersih Pada Tikus Putih. Jurnal Keperawatan Soedirman.5 (3): 127-135
Simanjuntak, M.R. 2008. Ekstraksi Dan Fraksinasi Komponen Ekstrak Daun Tumbuhan Senduduk(Melastoma malabathricum.L) Serta Pengujian Efek Sediaan Krim Terhadap Penyembuhan Luka Bakar. Skripsi. Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara
Tari, R., Posangi, J., dan Wowor P. M. 2013. Uji Efek Daun Iler (Coleus atropurpureus [L.] Benth.) TerhadapPenyembuhan Luka Insisi Pada Kulit Kelinci (Oryctolagus cuniculus).Jurnal e-Biomedik (eBM). 1(1): 581-586
Villegas, L.F., Fernfindez,I.D., Maldonado,H., Torres, R., Zavaleta, A., Vaisberg, A.J., 2, Hammond, G.B. 1997. Evaluation of the wound-healing activity of selected traditional medicinal plants from Peru. Journal of Ethnopharmacology 55:193-200
Wardani, L. P.2009 Efek Penyembuhan Luka Bakar Gel Ekstrak Etanol Daun Sirih (Piper betle) Pada KulitPunggung Kelinci. Skripsi. Univerversitas Muhammadiyah Surakarta.
Wientarsih, I., Winarsih, W., Sutardi, L.N. 2012.Aktivitas Penyembuhan Luka oleh Gel Fraksi Etil AsetatRimpang Kunyit pada Mencit Hiperglikemik. Jurnal Veteriner. 13 (3):: 251-256
Wijaya, R.A. 2013. Formulasi Krim Ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera) Sebagai Alternatif Penyembuh Luka Bakar. Skripsi, Universitas Negeri Semarang
Wijaya, B.A. Citraningtyas, G. dan Wehantouw, F..2014. Potensi Ekstrak Etanol Tangkai Daun Talas (Colocasiaesculenta [L]) Sebagai Alternatif Obat Luka Pada Kulit Kelinci (Oryctolagus cuniculus). PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi . 3(3): 211-219