Uji Antibakteri Deodorant Spray Ekstrak Terpurifikasi Kombinasi Daun JambuAir dan Daun Mangga

Majalah Farmasetika, 10 (5) 2025, 357-361

https://doi.org/10.24198/mfarmasetika.v10i5.65853

Artikel Penelitian

Isnawati*, Salma Hilmy Rusydi Hashim, La Ode Muhammad Anwar, Madyo Adrianto

Program Studi Sarjana Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Medika Suherman, Jalan Raya Industri Pasir Gombong, Pasir Gombong, Cikarang Utara, Bekasi, Indonesia 17530

*E-mail : isna95958@gmail.com

(Submit 31/08/2025, Revisi 04/09/2025, Diterima 10/09/2025, Terbit 28/08/2025)

Abstrak

Keringat berlebih dapat menyebabkan timbulnya bau badan karena berinteraksi dengan proses metabolisme bakteri di kulit seperti Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa. Daun jambu air (Syzygium aqueum) dan daun mangga (Mangifera indica L.) mengandung senyawa metabolit sekunder seperti flavonoid, alkaloid, fenol, tanin dan saponin yang dapat berfungsi sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui zona penghambatan antibakteri pada ekstrak serta sediaan deodorant spray dengan ekstrak terpurifikasi kombinasi daun jambu air dan daun mangga pada perbandingan 1:1, 1:2, 2:1 dan formula sediaan deodorant spray dengan konsentrasi 5% (F1), 7,5% (F2), dan 10% (F3) melalui metode difusi cakram. Hasil penelitian menunjukan zona hambat ekstrak terhadap Staphylococcus aureus berurutan yaitu 8,24±0,09 mm, 12,34±0,12 mm, dan 10,31±0,06 mm dan pada Pseudomonas aeruginosa yaitu 7,25±0,15 mm, 8,36 ±0,13 mm, dan 7,36±1,00 mm. Zona hambat sediaan deodorant spray terhadap Staphylococcus aureus sebesar F1 10,32±0,09 mm, F2 11,64±0,10 mm, dan F3 13,70±0,09 mm, terhadap Pseudomonas aeruginosa yaitu F1 7,34±0,12 mm, F2 9,32±0,09 mm, dan F3 10,68±0,05 mm. Kesimpulan daya hambat ekstrak kombinasi terbaik pada 1:2 yaitu 8,36±0,13 dan 12,34±0,12 mm, dan deodorant spray pada formula F3 13,70±0,09 dan 10,68±0,05 dalam kategori kuat.


Kata kunci:
Antibakteri, daun jambu air, daun mangga, ekstrak terpurifikasi, deodorant spray

Teks Lengkap:

PDF

Pendahuluan

  Cuaca panas yang terjadi sepanjang tahun di wilayah beriklim tropis menyebabkan suhu udara cukup tinggi sehingga dapat memicu keluarnya keringat berlebih. Keringat yang bercampur dengan metabolisme bakteri yang terdapat di kulit dapat menimbulkan masalah bau badan. Salah satu jenis bakteri penyebab bau badan yaitu Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa1. Salah satu langkah untuk menghindari dan mengurangi bau badan yaitu dengan penggunaan sediaan topikal khusus seperti deodorant. Kelebihan utama deodorant spray dibandingkan dengan deodorant stick, gel dan roll-on terletak pada cara penggunaannya. Deodorant spray tidak bersentuhan langsung dengan kulit pengguna sehingga tingkat kesterilannya cukup tinggi2. Salah satu bahan aktif yang terkandung dalam deodorant seperti triclosan diketahui dapat menyebabkan hipotiroidisme3. Untuk mengurangi efek samping yang ada pemanfaatan bahan alam dapat menjadi alternatif dalam formula deodorant4.

  Tanaman jambu air (Syzygium aqueum) merupakan tanaman dari Indonesia dan masuk dalam keluarga jambu-jambuan (Myrtaceae). Daun jambu air (Syzygium aqueum) diketahui memiliki aktivitas sebagai antioksidan, antikanker, antidiabetes, serta antibakteri5. Pada Daun jambu air (Syzygium aqueum) terkandung beberapa senyawa seperti fenolik, tanin dan flavonoid yang berperan sebagai antibakteri6. Total kadar flavonoid dalam ekstrak etanol daun jambu air (Syzygium aqueum) diketahui sebesar 156.897 mgQE/g7. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yulia Rosdiana Dewi (2023) ekstrak daun jambu air (Syzygium aqueum) diketahui mempunyai kemampuan penghambatan yang sedang terhadap bakteri Staphylococcus aureus pada konsentrasi 3-9% dalam sediaan berupa sabun cair8.

  Daun mangga (Mangifera indica L.) juga menunjukkan potensial sebagai antibakteri. Berbagai senyawanya diketahui memiliki aktivitas sebagai antioksidan, antiinflamasi, antidiabetes, antikanker, dan antibakteri. Daun mangga (Mangifera indica L.) mengandung senyawa fenolik, alkaloid, tanin, saponin, mangiferin, dan flavonoid yang diketahui berperan penting sebagai antibakteri9. Total kadar flavonoid dalam ekstrak daun mangga (Mangifera indica L.) diketahui sebesar 129,95 mgQE/g10. Penelitian yang dilaksanakan oleh Lubis et al, (2023) ekstrak daun mangga (Mangifera indica L.) diketahui mempunyai kemampuan penghambatan yang kuat terhadap bakteri Staphylococcus aureus11. Sementara itu, penelitian yang dilakukan oleh Mulangsri et al, (2024) pucuk daun mangga (Mangifera indica L.) menunjukkan kemampuan penghambatan yang sedang terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa12.

  Daun jambu air (Syzygium aqueum) dan daun mangga (Mangifera indica L.) menghasilkan suatu senyawa berupa zat ballast seperti klorofil dan resin yang tidak mempunyai efek terapi dan dapat mengurangi jumlah senyawa aktif sehingga perlu dilakukan purifikasi ekstrak. Purifikasi ekstrak diketahui dapat meningkatkan senyawa aktif dan aktivitas ekstrak dengan meminimalkan zat ballas ikut tersari13. Selain itu penggunaan ekstrak kombinasi diketahui sebagai metode untuk mengurangi jumlah bahan yang diperlukan dan untuk mencapai aktivitas maksimal14.

Metode

Alat

  Alat yang digunakan meliputi bejana maserasi, batang pengaduk, cawan porselen, gelas ukur, beaker glass, tabung reaksi, labu erlenmeyer (Pyrex, USA), lumpang dan stamper, cawan petri, jarum ose, kertas saring, kertas cakram (Macherey Nagel, Jerman), hot plate (Scilogex, USA), magnetic stirrer (IKA, Jerman), kaca objek, rotary evaporator (IKA, Jerman), tanur (Saftherm, Indonesia) inkubator (Mermert, Jerman), timbangan analitik (Bio-Medlab, Jerman), mikropipet (DLAB, Cina), pembakar bunsen, rak tabung reaksi, aluminium foil, autoklaf (GEA, Cina); Laminar Air Flow, viskometer brookfield (Lamy Rheology, Prancis), pH meter (Milwaukee, USA) dan jangka sorong.

Bahan

  Bahan yang digunakan adalah ekstrak terpurifikasi daun jambu air, ekstrak terpurifikasi daun mangga, etanol 70%, N-heksan, Media MHA (Mueller Hinton Agar) (Oxoid), bakteri Staphylococcus aureus (Agavi Lab), bakteri Pseudomonas aeruginosa (Agavi Lab), propilen glikol, gliserin (One Med) aquadest dan NaCl 0,9%.

Prosedur Rinci

Determinasi Tanaman

  Bagian tanaman berupa ranting muda dan daun dari tanaman jambu air serta tanaman mangga dilakukan identifikasi di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Jakarta Pusat.

Pembuatan Simplisa

  Simplisia dibuat melalui beberapa tahapan, dimulai dari pengumpulan daun jambu air dan daun mangga pada siang hari. Bahan dibersihkan melalui sortasi basah dan pencucian dengan air mengalir, kemudian dipotong melintang untuk mempercepat pengeringan. Pengeringan dilakukan dengan oven bersuhu 60℃ hingga kadar air menurun. Setelah kering, bahan disortir kembali dan dihaluskan menggunakan blender, lalu diayak untuk memperoleh serbuk halus untuk digunakan dalam ekstraksi15.

Pembuatan Ekstrak

  Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi yang melibatkan perendaman serbuk simplisia dalam pelarut etanol 70% (1:10). Untuk memurnikan ekstrak dilaksanakan dengan melarutkan 20 g ekstrak ke dalam 250 mL etanol 70%, kemudian ditambahkan 250 mL N-heksana. Campuran dikocok selama lebih kurang satu menit dan dibiarkan selama 10 menit agar terbentuk dua fase. Selanjutnya fraksi etanol dan N-heksana lalu dipisahkan. Fraksi etanol yang diperoleh dicampurkan kembali dengan N-heksana hingga diperoleh fraksi N-heksana jernih. Fraksi etanol yang telah dimurnikan lalu dipisahkan dan diuapkan hingga mengental.

Rendemen dihitung dengan rumus berikut16:

“Rendemen= ”  “Bobot ekstrak kental” /”Bobott simplisia awal”  ” x 100%”

Skrining Fitokimia

Flavonoid

  Sebanyak 0,5 g ekstrak dilarutkan ke dalam 5 mL etanol 70% kemudian ditambahkan 0,2 mg magnesium (Mg) lalu teteskan1 mL amil alkohol dan asam klorida pekat beberapa tetes HCL. Campuran tersebut dikocok secara perlahan. Campuran berwarna kuning, merah atau jingga pada lapisan amil alkohol menunjukka kandungan flavonoid17.

Alkaloid

  Sebanyak 0,5 g ekstrak ditimbang dan dilarutkan dalam 10 mL aquadest, tetesi 6 mL HCL 2 N. Dipanaskan selama dua menit lalu dinginkan dan saring. Filtrat yang didapatkan dibagi untuk 3 bagian masing-masing ditetesi dengan pereaksi Dragendorff, Wagner, dan Mayer. Kehadiran alkaloid dibuktikan oleh terdapat endapan putih pada pereaksi Mayer, endapan coklat kemerahanmerah pada pereaksi Dragendorff dan endapan cmeoklat pada pereaksi Wagner18.

Uji Fenolik

  Sebanyak 0,5 g ekstrak dicampurkan 3-4 tetes FeCl₃. Adanya kandungan senyawa fenolik ditandai dengan adanya perubahan warna dari hitam kebiruan hingga hitam pekat19.

Uji Tanin

  Sebanyak 0,5 g ekstrak dicampurkan dalam 10 mL air panas dan ditambahkan 3 tetes larutan FeCl₃ 3%. Warna hijau tua yang muncul menandakan adanya senyawa tanin17.

Uji Saponin

  Sebanyak 0,5 g ekstrak dilarutkan dengan 10 mL air panas. Campuran digojok selama ± 1 menit lalu didiamkan selama sepuluh menit, lalu ditambahkan HCL dua tetes. Keberadaan senyawa saponin dikenali melalui muculnya gelembung atau busa yang tidak hilang selama waktu pengamatan17.

Uji Daya Hambat Ekstrak

Sterilisasi Alat

  Sebelum dilakukan proses sterilisasi, seluruh peralatan dicuci bersih dan dikeringkan. Alat dibungkus secara terpisah dengan kertas HVS. Bagian mulut pada tabung rekasi ditutup kapas telah dilapisi dengan kasa. Disterilkan dalam alat autoklaf di suhu 121°C selama 15 menit.

Pembuatan Media

  Sebanyak 19 g serbuk MHA ditimbang dan dicampurkan ke dalam 500 mL aquadest dalam erlenmeyer, dipanaskan sampai mendidih untuk memastikan semua bahan larut. Setelah itu, dibungkus aluminium foil dan disterilisasi pada temperatur 121°C dalam autoklaf selama 15 menit. Setelah proses pembersihan selesai, media didiamkan hingga suhunya turun sekitar 45°C–50°C. Selanjutnya, ituangkan ke cawan petri dan didiamkan sampai mengeras20.

Pembuatan Suspensi Bakteri


  Suspensi bakteri uji Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa disiapkan dengan menginokulasikan dua ose koloni dipindahkan dari media padat ke dalam tabung reaksi yang berisikan 5 mL larutan NaCl. Suspensi dipakai sebagai inokulan dalam waktu 15 menit setelah dibuat.

Pengujian Daya Hambat

  Kemampuan antibakteri dari ekstrak terpurifikasi daun jambu air (ETDJA) dan ekstrak terpurifikasi daun mangga (ETDMA) diujikan dengan metode difusi cakram21. Suspensi bakteri Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa sebanyak 0,1 mL di ambil menggunakan metode pour plate dan dibiarkan beberapa menit hingga kering sempurna. ETDJA dan ETDMA tunggal dalam konsentrasi 10% dibuat dengan menimbang 0,5 g ekstrak dilarutkan dalam 5 mL aquadest. Kombinasi ETDJA dan ETDMA dibuat dalam konsentrasi 5%, dengan menimbang 0,25 g ETDJA dilarutkan dalam 5 mL aquadest dan 0,25 g ETDMA dilarutkan dalam 5 mL aquadest. Ekstrak kombinasi tersebut diuji dalam tiga perbandingan yaitu 1:1, 1:2, dan 2:1. Pada perbandingan (1:1) diambil 1 mL ETDJA dan 1 mL ETDMA, perbandingan (1:2) diambil 1 mL ETDJA dan 2 mL ETDMA, dan perbandingan (2:1) diambil 2 mL ETDJA dan 1 mL ETDMA. Celupkan kertas cakram dalam larutan ekstrak selama 15 menit lalu ditempatkan diatas permukaan medis MHA dan dibiarkan 15 menit didalam LAF. Sebagai kontrol positif digunakan deodorant spray merek X (24). Inkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam. Pengukuran Diameter Daerah Hambat (DDH) pada area bening di sekitar cakram kertas menggunakan jangka sorong. Perhitungan daerah hambatan bakteri dilakukan dengan rumus22:

((“DV-DC” )  “- (DH-DC)” )/”2″  ” x “100%

Keterangan:   DV = Ukuran Diameter Vertikal

  DH = Ukuran Diameter Horizontal

    DC = Ukuran Diameter Kertas Cakram

Pembuatan Deodorant Spray

Formula deodorant spray dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 2. Formula Deodorant Spray Ekstrak terpurifikasi Kombinasi Daun Jambu Air dan Daun Mangga

Keterangan:   ETDJA: Ekstrak Terpurifikasi Daun Jambu Air

ETDMA: Ekstrak Terpurifikasi Daun Mangga

  Pembuatan sediaan dilakukan dengan cara melarutkan kombinasi ekstrak terpurifikasi daun jambu air dan daun mangga dalam aquadest. Setelah itu, propilen glikol dimasukkan dan diaduk secara perlahan hingga tercampur sempurna, lalu ditambahkan gliserin sambil diaduk sampai larutan menjadi homogen. Parfum ditambahkan secukupnya dan kembali diaduk hingga homogen, lalu ditambahkan aquadest hingga mencapai tanda batas, campuran diaduk kembali hingga merata dan sediaan dituangkan ke dalam botol spray1.

Evaluasi Deodorant Spray

Uji Organoleptik 

  Pnegujian dilakukan terhadap tampilan fisik sediaan mencakup berbagai aspek seperti bentuk, warna, dan aroma yang terdapat pada sediaan deodorant spray1.

Uji Homogenitas

  Pengujian dilakukan bertujuan untuk mengevaluasi homogenitas dari sediaan yang telah diformulasikan. Sediaan deodorant spray diteteskan pada plat kaca, amati berdasarkan visual untuk mengetahui keberadaan butiran kasar pada sediaa23.

Uji Ph

  Pengujian pH dilakukan dengan cara sebanyak 50 mL sediaan spray dituangkan dalam gelas ukur sebagai sampel. Kalibrasi alat pengukur pH menggunakan air distilasi. Kemudian, elektroda dari pengukur pH direndam ke dalam sampel yang sedang diuji dan dilakukan pengukuran sebanyak tiga kali24. Syarat pH kulit yakni 4,5-6,514.

Uji Viskositas

Pnegujian kekentalan dilakukan menggunakan alat viskometer dengan menuangkan 50 mL sediaan ke dalam gelas beaker. Spindle viskometer kemudian dimasukkan ke dalam larutan uji dan dijalankan dengan kecepatan rotasi sebesar 60 rpm24.

Uji Daya Sebar

Pengujian dilakukan dengan cara diaplikasikan pada objek kaca dari jarak 5 cm, kemudian dilakukan pengukuran daya sebar dengan alat ukur berupa penggaris24.

Uji Daya Hambat Sediaan

Kertas cakram steril dicelupkan formula deodorant spray F1 (5%), F2 (7,5%) dan F3 (9,5%). Untuk kontrol positif cakram kertas dicelupkan ke dalam deodorant spray merek X dan untuk kontrol negatif dilakukan dengan mencelupkan cakram ke dalam sediaan F0 (tanpa ekstrak) diamkan selama 15 menit. Kertas cakram yang telah dicelupkan ditempatkan di atas permukaan media selama 24 jam25. Formula bobot ekstrak kombinasi dari ekstrak terpurifikasi daun jambu air dan daun mangga dapat di lihat pada Tabel 3.

Tabel 2. Perbandingan Bobot Ekstrak Terpurifikasi Daun Jambu Air dan Ekstrak Daun Mangga Dalam Fomula Sediaan

Keterangan:  ETDJA: Ekstrak Terpurifikasi Daun Jambu Air

ETDMA: Ekstrak Terpurifikasi Daun Mangga

Hasil 

Hasil Determinasi Tanaman

  Menurut surat resmi yang diterbitkan oleh BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) di Jakarta Pusat dengan nomor B-1427/II.6.2/R.01.02/3/2025. Temuan identifikasi menunjukan bahwa tanaman daun jambu air (Syzygium aqueum) yang digunakan tergolong dalam keluarga Myrtaceae dan daun mangga (Mangifera indica L.) termasuk dalam keluarga Anacardiaceae.

Hasil Ekstrak

  Hasil rendemen ekstrak dan ekstrak terpurifikasi daun jambu air dan daun mangga dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Rendemen Ekstrak dan Ekstrak Terpurifikasi


       Keterangan:  ETDJA: Ekstrak Terpurifikasi Daun Jambu Air

  ETDMA: Ekstrak Terpurifikasi Daun Mangga 

Hasil Skrining Fitokimia

  Hasil pemeriksaan fitokimia pada ekstrak terpurifikasi daun jambu air dan daun mangga dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Hasil Fitokimia Ekstrak

               Keterangan: (+) Terdeteksi, (-) Tidak Terdeteksi

Hasil Daya Hambat Ekstrak Terpurifikasi dan Deodorant Spray

Hasil daya hambat antibakteri ekstrak terpurifikasi dan sediaan deodorant spray kombinasi daun jambu air dan daun mangga dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Hasil daya hambatekstrak terpurifikasi dan sediaan deodorant spray kombinasi daun jambu air dan daun mangga

Daya Hambat Deodorant Spray


   Keterangan:  ETDJA: Ekstrak Terpurifikasi Daun Jambu Air

   ETDMA: Ekstrak Terpurifikasi Daun Mangga 

 Gambar 1. Diagram Daya Hambat Ekstrak Terhadap Bakteri Straphyloccocus aureus

Gambar 2. Diagram Daya Hambat Ekstrak Terhadap Bakteri Pseudomonas aeruginosa

Gambar 3. Diagram Daya Hambat Sediaan Terhadap Bakteri Straphyloccocus aureus

 Gambar 4. Diagram Daya Hambat Sediaan Terhadap Bakteri Pseudomoas aeruginosa

Hasil Evaluasi Deodorant Spray

  Sediaan deodorant spray dilakukan pengamatan organoleptik yaitu cairan, berwarna coklat kehitaman, dan berbau khas Hasil penilaian lainnya mencakup homogenitas, pH, kekentalan dan daya sebar dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Hasil Evaluasi Deodorant Spray


Pembahasan 

  Ekstrak terpurifikasi daun jambu air (ETDJA) dan daun mangga (ETDMA) diperoleh menggunakan pelarut etanol 70% dengan metode maserasi. Penggunaan etanol 70% efektif mengekstrak senyawa polar seperti flavonoid, tanin, dan fenol, sedangkan metode maserasi dipilih untuk mencegah degradasi senyawa aktif akibat panas. Dalam proses purifikasi ekstrak digunakan pelarut N-heksan untuk memisahkan Pembuatan deodorant spray menggunakan kombinasi ekstrak ETDJA dan ETDMA perbandingan 1:2 dengan variasi konsentrasi F1 (5%), F2 (7,5%), F3 (10%), aquadest sebagai pelarut, propilen glikol sebagai humektan, dan gliserin sebagai kosolven. Karakteristik fisik sediaan menunjukkan sediaan berbentuk cairan homogen, warna kecoklatan, beraroma melati. Sediaan homogen dan tidak terdapat butiran kasar, pada uji pH nilai pH berada pada kisaran 4,52 ± 0,01 – 5,52 ± 0,06  sehingga aman digunakan topikal pada kulit. Viskositas sediaan 22,72 ± 0,70 – 24,81 ± 1,18 mPas meningkatnya viskositas terjadi seiring bertambahnya konsentrasi ekstrak. Daya sebar sediaan bervariasi pada setiap formula yaitu 4,20 ± 0,10 – 5,20 ± 0,10 cm yang menunjukkan hubungan terbalik antara viskositas dan kemampuan sebar. 

  Aktivitas antibakteri deodorant spray terhadap Staphylococcus aureus menunjukkan daya hambat F1 10,32 ±0,09 mm, F2 11,64±0,10 mm, dan F3 13,70±0,09 mm dengan kategori kuat. Hasil daya hambat terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa yaitu sebesar F1 7,34 ±0,12 mm (sedang), F2 9,32 ±0,09 mm (sedang), F3 10,68 ±0,05 mm (kuat). Formula dengan konsentrasi 10% menunjukkan daya hambat optimal baik pada bakteri Staphylococcus aureus maupun Pseudomonas aeruginosa yang menegaskan bahwa peningkatan konsentrasi ekstrak meningkatkan efektivitas antibakteri. Kedua ekstrak memiliki akitivitas antibaktri karena mengadung berbagai senyawa berupa flavonoid dengan mekanisme kerja bakterisida yaitu merusak membran sel, menghambat sintesis protein, DNA dan juga RNA, serta membentuk kompleks dengan protein ekstraseluler31. Fenol merusak dinding sel dan mengganggu fungsi enzim32. Tanin menyebabkan pengerutan membran sehingga mengganggu permeabilitas sel, dan saponin menurunkan tegangan permukaan membran, mengganggu metabolisme dan menyebabkan lisis33. Alkaloid dengan menghambat pembentukan peptidoglikan pada dinding sel bakteri, sedangkan mangiferin menghambat replikasi sel bakteri33.Analisis statistik menggunakan uji One Way ANOVA menunjukkan perbedaan yang signifikan antar formula sediaan (p<0,05).


Kesimpulan


  Ekstrak terpurifikasi daun jambu air dan daun mangga tunggal menunjukkan zona hambat terhadap Staphylococcus aureus sebesar 9,34±0,13 mm dan 14,30±0,13 mm, sedangkan kombinasi 1:1, 1:2, dan 2:1 berturut-turut 8,24±0,09 mm; 12,34±0,12 mm; dan 10,31±0,06 mm, dengan kombinasi 1:2 terbaik. Terhadap Pseudomonas aeruginosa zona hambat 5,37±0,13 mm dan 9,29±0,08 mm, sedangkan kombinasi 1:1, 1:2, dan 2:1 berturut-turut 7,25±0,15 mm; 8,36±0,13 mm; dan 7,36±1,00 mm, dengan kombinasi 1:2 terbaik. Pada sediaan deodorant spray, zona hambat terhadap S. aureus pada F1 10,32±0,09 mm; F2 11,64±0,10 mm; dan F3 13,70±0,09 mm, sedangkan terhadap P. aeruginosa 7,34±0,12 mm; 9,32±0,09 mm; dan 10,68±0,05 mm, dengan F3 menunjukkan aktivitas paling kuat. Evaluasi sediaan menunjukkan seluruh formula homogen dengan pH berada pada rentang aman untuk kulit (4,5–6,5), serta viskositas dan penyemprotan memenuhi syarat sehingga layak digunakan sebagai sediaan deodorant spray antibakteri.

Daftar Pustaka

1.Mardelina E, Mulyono P, Putri SH, Mardawati DE. Aktivitas antibakteri dari deodorant spray ekstrak kulit jeruk nipis (Citrus aurantifolia) terhadap bakteri penyebab bau badan. Biorefinery Bioeconomy. 2023;1(2):68-77.

2.Indriaty S, Karlina N, Hidayati NR, Firmansyah D, Senja RY, Zahiyah Y. Formulasi dan uji aktivitas deodoran spray ekstrak etanol herba kemangi terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Med Sains J Ilm Kefarmasian. 2022;7(4).

3.Kaushik M, Farooq U, Ali MS, Ansari MJ, Iqbal Z, Mirza MA, et al. Safety concern and regulatory status of chemicals used in cosmetics and personal care products. Dermato. 2023;3(2):131-57.

4.Mayangsari FD, Pratiwi ED, Sari DIK, Aula Nurwanda FS. Formulasi krim deodoran-antiperspiran alami yang mengandung kombinasi minyak atsiri sebagai pengaroma. Maj Farmasetika. 2023;9(1):91.

5.Febrianti A, Kusumaningtyas I, Mustofa S. Potensi daun jambu air (Syzygium aquem) sebagai fitofarmaka: tinjauan pustaka. 2024.

6.Gunarti NS, Hidayah H, Larasati B, Agustina P. Formulasi sediaan sampo antiketombe ekstrak etanol daun jambu air (Syzygium aqueum (Burm.f.) Alston). Pharm Biomed Sci J. 2023;5(1):53-65.

7.Zaen DM, Ekayanti M. Penetapan flavonoid total dan uji aktivitas antioksidan ekstrak etanol dari daun jambu air (Syzygium aqueum), daun jambu bol (Syzygium malaccense) dan daun jamblang (Syzygium cumini). J Kedokt Univ Palangka Raya. 2022;10(2):15-8.

8.Rosdiana Dewi Y, Irawan A, Putra TA. Formulasi dan evaluasi sediaan sabun cair berbahan dasar minyak zaitun dengan penambahan ekstrak etanol daun jambu air (Syzygium aqueum). 2023;8(2).

9.Kumar M, Saurabh V, Tomar M, Hasan M, Changan S, Sasi M, et al. Mango (Mangifera indica L.) leaves: nutritional composition, phytochemical profile, and health-promoting bioactivities. Antioxidants. 2021;10(2):1-23.

10.Roka Aji O, Bastiani N, Rahma Tari M, Asta Putri D, Diterima N. Aktivitas inhibitor lipase ekstrak daun mangga arum manis dan mangga kweni secara in vitro. J Biol. 2024;17(1):1-9.

11.Lubis NF, Rahayu YP, Nasution HM, Lubis MS. Antibacterial test of ethanolic extract nanoparticles from Arum Manis mango leaves (Mangifera indica L. var. Arum Manis) against Staphylococcus aureus. J Farmasimed. 2023;5(2):177-83.

12.Mulangsri DAK, Nisa MC, Sugihartanti DN, Hidayah AU. Antibacterial activity of ethyl acetate extract of mango bud (Mangifera indica L. var. Arum Manis) against multidrug-resistant bacteria. Pharmacon J Farm Indones. 2024:126-32.

13.Purwanto D, Susanti H, Sugihartini N. Pengaruh purifikasi terhadap kandungan zat aktif dan aktivitas antioksidan ekstrak etanol 50% daun kelor (Moringa oleifera L.). J Ilmu Farm. 2021;12(2).

14.Rusydi SH, Indrawati T, Djamil R. Formulasi spray gel antioksidan kombinasi ekstrak daun jambu air dan ekstrak daun mangga. Maj Farmasetika. 2022;7(2):141.

15.Pangondian A, Chandra P, Renaldi R. Edukasi pemanfaatan pengawetan bahan alam dengan metode simplisia pada siswa SMP Pahlawan Medan. J Pengabdi Masyarakat. 2023;3(2).

16.   Herdini H, Yulyana A, Pratama W. Uji aktivitas anthelmintik ekstrak etanol daun sirih merah (Piper ornatum N.E.Br) dan daun sirih hijau (Piper belte L.) terhadap cacing Ascaridia galli secara in vitro. Sainstech J Penelit Pengkajian Sains Teknol. 2024;34(4):30-40.

17.  Oktapiya TR, Pratama NP, Purnamaningsih N. Analisis fitokimia dan kromatografi lapis tipis ekstrak etanol daun rosella (Hibiscus sabdariffa L.). Sasambo J Pharm. 2022;3(2):105-10.

18.   Ananta MNF, Nuralyza I, Solehah K, Pratama IS, Aini SR. Skrining fitokimia ekstrak air dan ekstrak etanol 70% propolis Trigona sp. asal Lombok Utara. Sasambo J Pharm. 2024;5(1):38-45.

19.   Septia Ningsih D, Henri H, Roanisca O, Gus Mahardika R. Skrining fitokimia dan penetapan kandungan total fenolik ekstrak daun tumbuhan sapu-sapu (Baeckea frutescens L.). Biotropika J Trop Biol. 2020;8(3):178-85.

20.   Nurhayati LS, Yahdiyani N, Hidayatulloh A. Perbandingan pengujian aktivitas antibakteri starter yogurt dengan metode difusi sumuran dan metode difusi cakram. J Teknol Hasil Peternakan. 2020;1(2):41.

21.   Armi A, Marselina M, Hashim SHR, Anwar LOM, Dewi MS. Uji antimikroba salep ekstrak daun pisang ambon (Musa paradisiaca var. sapientum) untuk luka mencit diabetik yang terinfeksi bakteri Staphylococcus epidermidis. J Nurs Pract Educ. 2023;4(1).

22.   Cahyani Widiastuti T, Fitriati L, Rahmawati N, Kumalasari S, Putri FA. Uji aktivitas antibakteri kombinasi ekstrak etanol daun jambu biji dan daun mangga arumanis terhadap S. aureus. J Syst STFMuhammadiyah Cirebon. 2023;8(3).

23.   Ayu Kusumasary D, Ana Estikomah S, Marfu N. Formulasi sediaan deodoran spray ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav) dengan variasi alum (tawas). Pharmasipha. 2023;7(2).

24.   Hidayati N, Budiman H, Sarmini S. Uji aktivitas antibakteri deodorant spray tea tree oil (Melaleuca alternifolia) terhadap Staphylococcus aureus. J Herb Clin Pharm Sci. 2024;6(1):30.

25.   Hijra HNH, Zahran I, Amri SR. Formulasi dan uji aktivitas antibakteri deodoran spray alami kombinasi ekstrak daun senggani (Melastoma malabathricum L.) dan daun bidara (Ziziphus mauritiana L.). J Mandala Pharmacon Indones. 2024;10(1):144-57.

26.   Saepudin S, Dewi L, Nurmalasari R, Kartikawati E, Septiyan Hidayat T, Al Y, et al. Skrining fitokimia dari tiga tanaman famili Asteraceae dengan berbagai pereaksi kimia. J Ilm Farmasi. 2024;3(3):333-47.

27.   Halimatushadyah E, Apriani D, Fitri Cahyani M. Standarisasi mutu simplisia dan ekstrak etanol daun kemangi (Ocimum x africanum Lour.). 2024.

28.   Amanda Rizki S, Latief M, Rahman H. Uji aktivitas antibakteri ekstrak n-heksan, etil asetat, dan etanol daun durian (Durio zibethinus Linn.) terhadap bakteri Propionibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis. 2021.

29.   Astriani KN, Chusniasih D, Marcellia S. Uji aktivitas antibakteri ekstrak daun jeruk purut (Citrus hystrix) terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. 2021.

30.   Alhadrami HA, Orfali R, Hamed AA, Ghoneim MM, Hassan HM, Hassane ASI, et al. Flavonoid-coated gold nanoparticles as efficient antibiotics against Gram-negative bacteria: evidence from in silico-supported in vitro studies. Antibiotics (Basel). 2021;10(8):968.

31.   Shamsudin NF, Ahmed QU, Mahmood S, Shah SAA, Khatib A, Mukhtar S, et al. Antibacterial effects of flavonoids and their structure-activity relationship study: a comparative interpretation. Molecules. 2022;27(4).

32.   Sujana KV, Katja DG, Koleangan HSJ. Aktivitas antibakteri ekstrak dan fraksi kulit batang Chisocheton sp. (C.DC) Harms terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Chem Prog. 2024;17(1):87-96.

33.   Khoirul Basyar F, Carolia N, Zakiah Oktarlina R. Aktivitas antibakteri dari tanaman mangga (Mangifera indica L.): tinjauan pustaka. 2022.

cara mengutip artikel

https://jurnal.unpad.ac.id/farmasetika/article/view/66509/26398

About Majalah Farmasetika

Majalah Farmasetika (ISSN : 2686-2506) di situs ini adalah Majalah Farmasetika Edisi Jurnal Ilmiah yang merupakan jurnal farmasi di Indonesia SINTA 3 berbentuk artikel penelitian, artikel review, laporan kasus, komentar, dan komunikasi penelitian singkat di bidang farmasetika. Edisi jurnal ilmiah ini dibuat untuk kepentingan informasi, edukasi dan penelitian kefarmasian.

Check Also

Pengaruh Perbedaan Konsentrasi Lipomulse luxe sebagai Emulgator padaKrim Aromaterapi Lavender Oil (Lavandula angustifolia oil)dan Peppermint Oil (Mentha piperitae aetheroleum)

Majalah Farmasetika, 10 (5) 2025, 372-393 https://doi.org/10.24198/mfarmasetika.v10i5.66544 Artikel Pennelitian Maria Elvina Tresia Butar-Butar1,*, Adhe Septa …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *