Majalah Farmasetika, 5 (3) 2020, 116-123 DOI: https://doi.org/10.24198/mfarmasetika.v5i3.26291
Download PDF
Maryam Nur Afifah*,1, Aliya Nur Hasanah2
1Program Studi Profesi Apoteker, Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran, Jatinangor 45363
2Departemen Analisis Farmasi dan Kimia Medisinal, Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran, Jatinangor 45363
*E-mail: maryam15002@mail.unpad.ac.id
(Submit 13/2/2020, Revisi 15/2/2020, Diterima 25/2/2020)
Abstrak
Crocus sativus L. atau yang lebih dikenal Saffron saat ini sedang banyak diperbincangkan oleh masyarakat luas terutama di Indonesia. Saffron dengan aroma, warna dan rasa yang unik telah digunakan sebagai bahan makanan dan juga pengobatan tradisional di berbagai belahan dunia. Artikel ini bertujuan untuk memberikan review mengenai studi yang dilakukan pada kandungan dan efek farmakologis Crocus sativus L. Metode yang digunakan dalam review ini menggunakan sumber data jurnal Internasional dimana pencarian sumber data jurnal Internasional menggunakan instrumen pencari online yang bersumber dari Google, Googlescholar, Science direct, Pubmed dan lainnya. Kandungan utama yang terkandung dalam saffron yaitu crocin, crocetin, picrocrotin dan safranal. Aktivitas farmakologi yang dimiliki oleh saffron antara lain sebagai antikanker, antidepresi, antihipertensi, anticemas dan insomnia serta sebagai pengobatan Pre Menstrual Syndrome (PMS). Berdasarkan aktivitas farmakologi yang dimiliki ini maka Crocus sativus L memiliki potensi untuk pengobatan beberapa penyakit. Namun, perlu adanya uji klinik yang lebih besar dilakukan untuk memastikan efek farmakologi yang dimiliki oleh saffron.
Kata Kunci: Crocus sativus, Saffron, aktivitas farmakologi
Pendahuluan
Crocus sativus L. saat ini sedang banyak diperbincangkan oleh masyarakat luas. Crocus sativus L. atau yanglebih dikenal dengan saffron dengan aroma, warna dan rasa yang unik dianggap sebagai pengantar baruuntuk masakan dan obat-obatan pada abad ke 211. Faktanya, Saffron (Crocus sativus Linn.) telah digunakansebagai bahan makanan di berbagai belahan dunia sejak zaman kuno.
Saffron juga digunakan dalam pengobatan tradisional dalam perawatan berbagai jenis penyakit. Saffron telah tertulis dalam resep tradisional termasuk obat-obatan Cina ,Ayurveda dan Yunani. Di Ayurveda, saffron digunakan untuk mengobati penyakit kronis seperti asma dan arthritis. Saffron juga digunakan untukmengobati batuk dan demam2.
Crocus sativus telah dilaporkan sebagai obat penenang, ekspektoran, anti asma, antikanker, danantihiperlipidemia2. Penggunaan Saffron sebagai pengobatan untuk sekitar 90 penyakit telah terungkapdalam rentang waktu 4000 tahun. Saffron digunakan secara luas sebagai tanaman obat untuk memperbaikikesehatan manusia terutama di Asia. Tanaman ini dikenal sebagai bumbu paling mahal di dunia dan telahdijuluki “Emas Merah” di Iran1,3. Diperkirakan Iran memproduksi sekitar 76% dari total produksi saffron di dunia setiap tahunnya4.
Di Indonesia pun saat ini sudah mulai dikonsumsi oleh banyak orang. Oleh karena itu, diharapkan denganadanya review artikel ini semakin banyak yang mengetahui kandungan dan juga manfaat dari saffron. Review ini membahas mengenai kandungan yang terdapat dalam Saffron dan aktivitas farmakologi yangdimiliki oleh tanaman Saffron
Metode
Metode yang digunakan dalam review ini menggunakan sumber data jurnal Internasional dimana pencariansumber data jurnal Internasional menggunakan instrumen pencari online yang bersumber dari Google, Googlescholar, Science direct, Pubmed dan lainnya. Kata kunci yang digunakan yaitu “Saffron”, “Crocus sativus L”, “pharmacology activity”, “anticancer”, “antihypertension”, “treatment of anxiety” dalam pencariandata. Penelesuran lebih lanjut dapat melihat secara manual daftar pustaka yang relevan.
Hasil dan Pembahasan
Kandungan saffron
Analisis kimia menunjukkan adanya lebih dari 34 komponen volatile termasuk terpen, alkohol terpen danesternya dalam saffron. Metodologi dan teknik yang digunakan untuk analisis metabolit saffron yaitumenggunakan teknik kromatografi dan spektroskopi seperti TLC, HPLC, GC-MS, LC-MS dan NMR5. Empatkandungan utama yang terdapat dalam Saffron yaitu crocin (monoglycosyl atau di-glycosyl polyene ester), crocetin (prekursor asam dikarboksilat karotenoid alami crocin), picrocrocin (prekursor glikosida monoterpendari safranal dan produk degradasi zeaxanthin) dan safranal. Crocin sebagai pemberi warna pada saffron merupakan karotenoid yang larut dalam air karena memiliki kandungan glikosil yang tinggi. Picocrocinmerupakan zat utama yang bertanggungjawab terhadap rasa saffron serta safranal merupakan minyakvolatil yang bertanggungjawab terhadap aroma saffron6. Beberapa kandungan kimia pada saffron dapatdilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Kandungan kimia saffron1
Aktivitas farmakologi
Antikanker
Temuan ilmiah melalui model in vivo dan in vitro menunjukkan bahwa saffron dapat mempengaruhikarsinogenesis. Crocin dan crocetin yang terdapat dalam saffron memiliki aktivitas antikanker yang signifikanpada sel-sel payudara, paru, pankreas dan leukemia. Pengujian potensi saffron dalam menginduksi efeksitotoksik dan apoptosis pada sel kanker paru-paru A549 dilakukan. Sel A549 diinkubasi dengan berbagaikonsentrasi ekstrak saffron, kemudian perubahan morfologi sel, viabilitas sel dan apoptosis ditentukanmenggunakan invertmikroskop normal, nilai MTT, Annexin V dan iodide propidium. Berdasarkan hasilpengujian, ekstrak saffron mampu menurunkan proliferase sel A549 , menginduksi perubahan morfologi sertameningkatkan persentase sel apoptosis7.
Eksperimen in vitro efek antikanker dari saffron telah difokuskan pada crocin sebagai senyawa antikankeryang penting dalam beberapa penghambatan pertumbuhan leukemia myelogenous kronis K562 dan selleukemia promyelocytyc HL-60 oleh dimethylcrocetin, crocetin dan crocin8. Sitotoksitas dimethylcrocetin dancrocin pada sel leukemia L1210 dan leukemia P388 telah dilaporkan dengan konsentrasi 7-30 ppm untukdimetilcrocin dan 11-39 ppm untuk crocin menghasilkan 50% sitotoksisitas. Dimetilcrocetin dapat menggangguinteraksi DNA-protein yang penting untuk sintesis DNA seluler. Pemberian ekstrak saffron oral secarasignifikan menghambat genotoksisitas yang diinduksi oleh cisplatin, mitomycin-C dan uretan dalam ujimikronukleus sumsum tulang tikus9.
Eksrak saffron secara in vitro juga telah diujikan dengan konsentrasi 200-2000 microgram/ml dapatmenurunkan viabilitas sel MCF-7 dengan tergantung pada dosis-waktu IC50 400 +/- 18,5 mikrog / ml setelah 48 jam. Saffron memberikan efek proapoptosis pada lini sel yang diturunkan dari kanker payudara dan dapat dianggap sebagai agen kemoterapi potensial pada kanker payudara10.
Antidepresan
Saffron telah dikenal sebagai pengobatan depresi di pengobatan tradisional Persia. Sebuah penelitian dilakukan untuk membandingkan efektivitas saffron dengan imipramine menggunakan metode double blindrandomized trial dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Roozbeh antara Januari 2002 hingga Februari 2004. Pengujian dilakukan terhadap 30 pasien yang memenuhi kriteria Diagnostic and Statistic Manual of Mental Disorders edisi 4 untuk depresi mayor berdasarkan wawancara klinis secara terstruktur.
Pasien memiliki skor Hamilton Rating Scale for Depression setidaknya 18. Berdasarkan hasil pengujian, ekstrak ethanol saffron dengan dosis 30 mg/hari memiliki efektivitas yang mirip dengan imipramine 100 mg/hari dalam pengobatan depresi ringan hingga sedang. Efek samping mulut kering dan sedasi lebih banyak ditemukan pada penggunaan imipramine11. Aktivitas antidepresan dari ekstrak air dan ethanolsaffron juga dilakukan terhadap hewan percobaan tikus dengan membandingkan dengan fluoxetin (10 mg/kg) dan imipramin (15 mg/kg). Berdasarkan pengujian yang dilakukan menggunakan metode FST, ekstrak ethanol saffron (200-800 mg/kg) dan ekstrak air (160-320 mg/kg) menunjukkan aktivitas antidepresan karena mengurangi waktu imobilitas seperti imipramin dan fluoxetin. Ekstrak air saffron pada metode OFT juga memperlihatkan mengurangi total lokomotor. Efek antidepresan ekstrak Crocus sativuskarena kandungan safranal dan crocin di dalamnya. Crocin beraksi melalui inhibisi uptake dopamin dan norepinefrin dan safranal melalui serotonin12.
Sebuah meta analisis terkait efek suplemen saffron terhadap gejala depresi dilakukan. Berdasarkan kriteriayang telah ditentukan, lima uji acak terkendali (dua plasebo uji terkendali dan tiga antidepresan ujiterkontrol) masuk ke dalam meta analisis. Hasil yang didapatkan yaitu saffron secara signifikan mengurangigejala depresi dibandingkan dengan kontrol plasebo. Sebuah effect size antara suplemen saffron dengankelompok antidepresan memperlihatkan bahwa keduanya memiliki efektivitas yang hampir sama dalammengurangi gejala depresi. Skor Jadad yaitu lima menunjukkan pengujian berkualitas tinggi13.
Anti hipertensi
Pengujian efek antihipertensi yang dimiliki oleh C.sativus dilakukan terhadap 28 tikus Wistar jantan. Pengujian dilakukan dengan memberikan saffron 200 mg/kg/hari per oral selama lima minggu pada tikushipertensi. Hipertensi diinduksi oleh NG-nitro-L-arginine methyl ester (L-NAME; 40 mg/kg/hari) dan tekanandarah diukur setiap minggu. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, penggunaan saffron secara rutin dapatmencegah terjadinya kenaikan tekanan darah pada tikus hipertensi dimulai dari minggu ketigapengobatan14.
Pengujian dilakukan terhadap 80 subyek pasien DM tipe 2. Pengujian dilakukan menggunakan metoderandomized-controlled trial dengan plasebo sebagai kontrolnya. Secara acak 40 pasien diberikan saffron dan 40 subyek lainnya diberikan plasebo selama 12 minggu.
Alkali fosfatase (ALP), aspartat aminotransferase (AST), alanin aminotransferase (ALT), serum urea, kreatinin, 24 jam urin albumin, tekanan darah sistol, tekanan darah diastol, aktivitas fisik dan jumlahmakanan yang masuk diukur sebelum dan sesudah percobaan. Berdasarkan pengujian yang dilakukan, 100 mg per hari saffron memiliki hasil yang signifikan dalam menurunkan tekanan darah sistol (P<0,005) biladibandingkan dengan plasebo15. Efek penurunan tekanan darah oleh C. sativus pada tikus yang hipertensidapat dimediasi melalui penghambatan kanal kalsium oleh crocetin16.
Anticemas dan insomnia
Sebuah studi menunjukkan aktivitas anti kecemasan oleh crocin dibandingkan dengan diazepam pada tikusmenggunakan tes gerap terang. Tes ini menempatkan tikus dalam kotak dua kamar, satu terang dan satugelap, dan mengukur waktu yang dihabiskan sebagai indikator kecemasan berdasarkan gagasan bahwatikus akan menginginkan area gelap jika merasa dalam kecemasan tinggi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian crocin secara intraperitoneal dengan dosis tertinggi (50 mg/kg) mengurangi kecemasan mirip dengan diazepam seperti yang ditunjukkan oleh peningkatan kecenderungan untuk memasuki kamar gelap dan meningkatkan waktu keseluruhan secara keseluruhan di ruang cahaya17. Saffron sebelumnya telah disetujui sebagai terapi adjuvant yang efektif dalam depresi dan mungkin mengurangi gejala Generalized Anxiety Disorder (GAD). Dalam uji coba menggunakan doubleblind randomized controlled trial dengan subyek 40 pasien dengan gangguan ansietas ringan hingga sedang. 20 subyek menerima saffron 450 mg dan 20 subyek menerima plasebo. Intervensi diberikan sebagai terapi tambahan untuk sertralin setiap hari selama enam minggu.
Berdasarkan hasil pengujian, saffron terbukti efektif dapat mengurangi Hamilton Anxiety Rating Scale (HAM-A) dibandingkan plasebo18.Komponen crocin dan safranal pada saffron terbukti efektif dapat digunakan sebagai pengobatan kecemasan melalui penekanan reuptake monoamin termasuk noreponefrin, serotonin dan dopamin. Efek lainnya yaitu penekanan N-methyl-D-aspartate (NMDA), penekanan monoamin oksidaseserta menghambat peningkatan kadar kortikosteron dalam plasma yang mempercepat kenaikan tingkat stress19,20.
Pengobatan Pre Menstrual Syndrome (PMS)
Sindrom pramenstruasi merupakan salah satu masalah kesehatan paling umum yang dilaporkan oleh wanita, yang mempengaruhi 20-40% wanita usia reproduktif. Hal ini ditandai dengan beberapa perubahan suasana hati dan perilaku21. Penelitian efek saffron dalam pengobatan PMS dilakukan terhadap 50 wanita usia 20-45 tahun dengan siklus menstruasi regular dan memiliki tanda PMS kurang dari 6 bulan sebelum pengujian. Sebanyak 25 subyek menerima kapsul saffron 30 mg/hari yaitu pada 15 mg pada pagi dan malam hari dan sebanyak 25 kapsul plasebo diberikan dua kali sehari selama 2 siklus menstruasi. Berdasarkan pengujian yang dilakukan, saffron ditemukan efektif dalam meringankan gejala PMS.
Perbedaan yang signifikan diamati dalam efikasi saffron pada siklus tiga dan empat menggunakan alat ukur Hamilton Depression Rating Scale dan Total Premenstrual Daily Symptoms22.
Kesimpulan
Berdasarkan pokok bahasan yang telah dibahas mengenai kandungan dan aktivitas farmakologi baik secara in vivo maupun in vitro, C. sativus atau Saffron dapat digunakan sebagai pengobatan beberapa penyakit dengan dosis yang sesuai. Namun, perlu adanya uji klinik yang lebih besar untuk memastikan efek farmakologi yang dimiliki oleh Crocus sativus L. atau saffron.
Daftar Pustaka
1.Melnyk JP, Wang S, Marcone MF. Chemical And Biological Properties of The World’s Most Expensive Spice: Saffron. Food Research International. 2010; 43(8):1981–1989.
2.Rahmani AH, Khan AA, Aldebasi YH. Saffron (Crocus Sativus) And Its Active Ingredients: Role In The Prevention And Treatment Of Disease. Pharmacogn J. 2017;9(6):873-879.
3.Bolhassani A, Khavari A, Bathaie S. Saffron And Natural Carotenoids: Biochemical Activities And Anti-Tumor Effects. Biochimica et Biophysica Acta (BBA). 2014; 1845(1).
4.Milajerdi A, Djafarian K, Hosseini B. The Toxicity Of Saffron (Crocus Sativus L.) And Its Constituents Against Normal And Cancer Cells. Journal Of Nutrition & Intermediary Metabolism. 2016;3:23-32.
5.Liakopoulou-Kyriakides M, Kyriakidis DA. Croscus Sativus-Biological Active Constitutents. Studies In Natural Products Chemistry. 2002;(26):293–312.
6.Bathaie S, Mousavi S.New Applications And Mechanisms of Action of Saffron And Its Important Ingredients. Critical Reviews In Food Science And Nutrition.2010; 50(8), 761–786.
7.Samarghandian S, Borji A, Farahmand SK, Afshari R, Davoodi S. Crocus Sativus L. (Saffron) Stigma Aqueous Extract Induces Apoptosis In Alveolar Human Lung Cancer Cells Through Caspase-Dependent Pathways Activation. Biomed Res Int. 2013;2013:1–12.
8.Morjani H, Tarantilis P, Polissiou M, Manfait M. Growth Inhibition And Induction Of Crythroid Differentiation Activity By Crocin, Dimethylcrocetine And Carotene On K562 Tumor Cells. Anticancer Res. 1990;10:1398–406.
9.Nair SC, Salomi MJ, Varghese CD, Panikkar B, Panikkar KR. Effect Of Saffron On Thymocyte Proliferation, Intracellular Glutathione Levels And Its Antitumor Activity.Biofactors. 1992; 4(1):51-4.
10.Mousavi SH, Tavakkol-Afshari J, Brook A, Jafari-Anarkooli I. Role of Caspases And Bax Protein In Saffron-Induced Apoptosis In MCF-7 Cells. Food Chem Toxicol. 2009; 47(8):1909-13.
11.Akhondzadeh S, Fallah-Pour H, Afkham K, Jamshidi A, Khalighi-Cigaroudi F. Comparison of Crocus Sativus L. And Imipramine In The Treatment of Mild To Moderate Depression: A Pilot Double-Blind Randomized Trial. BMC Complementary And Alternative Medicine. 2004; 4(1).
12.Hosseinzadeh H, Karimi G, & Niapoor M. Antidepressant Effect of Crocus Sativus L. Stigma Extracts And Their Constituents, Crocin And Safranal, In Mice. Acta Horticulturae. 2004; 650:435–445.
13.Hausenblas HA, Saha D, Dubyak PJ, Anton SD. Saffron (Crocus Sativus L.) and Major Depressive Disorder: A Meta-Analysis Of Randomized Clinical Trials. J Integr Med. 2013; 11(6): 377-383.
14.Nasiri Z, Sameni HR, Vakili A, Jarrahi M, Khorasani MZ. Dietary Saffron Reduced The Blood Pressure And Prevented Remodeling of The Aorta In L-NAME-Induced Hypertensive Rats. Iran J Basic Med Sci. 2015;18(11):1143-1146.
15.Ebrahimi F, Aryaeian N, Pahlavani N, Abbasi D, Hosseini AF, Fallah S, et al. The Effect Of Saffron (Crocus Sativus L.) Supplementation On Blood Pressure, And Renal And Liver Function In Patients With Type 2 Diabetes Mellitus: A Double-Blinded, Randomized Clinical trial. Avicenna Journal of Phytomedicine. 2019; 9(4):322-333.
16.Imenshahidi M, Razavi BM, Faal A, Gholampoor A, Mousavi SM, Hosseinzadeh H. Effects Of Chronic Crocin Treatment On Desoxycorticosterone Acetate (Doca)-Salt Hypertensive Rats. Iran J Basic Med Sci. 2014;17:9–13.
17.Pitsikas N, Boultadakis A, Georgiadou G, Tarantilis PA, Sakellaridis N. Effects Of The Active Constituents Of Crocus Sativus L., Crocins, In An Animal Model Of Anxiety. Phytomedicine. 2008; 15(12) : 1135 -9.
18.Jafarnia N, Ghorbani Z, Nokhostin M, Manayi A, Nourimajd S, Jahromi, S. Effect Of Saffron (Crocus Sativus L.) As An Add-On Therapy To Sertraline In Mild To Moderate Generalized Anxiety Disorder: A Double Blind Randomized Controlled Trial. Arch Neurosci. 2017; 4(4):e14332.
19.Pitsikas N. Constituents of Saffron (Crocus sativus L.) As Potential Candidates For The Treatment Of Anxiety Disorders And Schizophrenia. Molecules. 2016; 21(3) : 303.
20.Zarrindast MR, Khakpai F. The Modulatory Role of Dopamine in Anxiety-like Behavior. Arch Iran Med. 2015; 18(9).
21.Halbreich U, Borenstein J, Pearlstein T, Kahn L. The Prevalence, Impairment, Impact, And Burden Of Premenstrual Disphoryc Disorder (PMS/PMDD). Psychoneuroendocrinology. 2003; 28(Suppl.3): 1-23.
22.Agha-Hosseini M, Kashani L, Aleyaseen A, Ghoreishi A, Rahmanpour H, Zarrinara A, et al.Crocus sativus L. (Saffron) In The Treatment Of Premenstrual Syndrome: A Double-Blind, Randomised And Placebo-Controlled Trial.BJOG—An International Journal of Obstetrics and Gynaecology. 2008; 115(4): 515−519.